Lihat ke Halaman Asli

Khotbah: Kasih yang Mempersatukan dan Menyempurnakan

Diperbarui: 17 Februari 2022   09:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

RENUANGAN NATALALUMNI STT KATHAROS INDONESIATEMA : "KASIH YANG MEMPERSATUKAN DAN MENYEMPURNAKAN"Nats : Kolose 3:11-14
Dan di atas semuanya itu: KENAKANLAH kasih (agape), sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.A.Pedahuluan*Apakah yang bisa menjadi dasar pengikat orang Kristen agar dapat dan tetap Bersatu?*Apakah Harta, kekayaan, uang, kemewahaan , dll?*Apa yang harus ada sebagai dasar kesatuan atau kebersamaan?*KRISTUS! Itulah jawabannya.*"KRISTUS ADALAH SEMUA DAN DI DALAM SEMUA" (3:11b).
B.DASAR IKATAN BERSATU/BERSAMAMelalui Kolose 3:12-14 Paulus mengajarkan dua DASAR KEBERSAMAAN.*Yang pertama adalah IDENTITAS YANG BARU/STATUS DI DALAM KRISTUS.*Yang kedua adalah KASIH KRISTUS.*Tanpa Identitas dan Kasih Kristus kebersamaan hanyalah sebuah perkumpulan. Kesatuan hanyalah kesamaan.
C.IDENTITAS/STATUS DI DALAM KRISTUS (ayat 12-13)*Paulus merasa perlu mengikatkan jemaat Kolose akan identitas mereka sebagai umat pilihan sebelum memberikan moralitas hidup yang merupakan konsekuensinya*Identitas diri (being) mendahului dan menentukan moralitas (doing)*Sebelum menasihatkan apa yang harus dilakukan oleh setiap orang Kristen dalam komunitas mereka (ayat 12b-13), Paulus lebih dahulu mengingatkan mereka tentang siapa mereka (ayat 12a).*Siapa kita di hadapan Allah seharusnya mempengaruhi apa yang kita lakukan di depan sesama.*Identitas atau Status mendahului dan menentukan perilaku.*Ada tiga sebutan yang Paulus singgung di sini.*Kita adalah ORANG-ORANG PILIHAN, ORANG-ORANG KUDUS, dan ORANG-ORANG YANG DIKASIHI oleh Allah.*Ketiganya sangat berkaitan erat.*Kita DIPILIH berdasarkan kasih-Nya supaya kita menjadi KUDUS.*Dalam Efesus 1:4-5 Paulus mengajarkan: "Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.*DALAM KASIH Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya".*Di antara tiga sebutan di Kolose 3:12a, penekanan diletakkan pada yang terakhir ("yang dikasihi-Nya").*Dari sisi tata bahasa, sebutan ini satu-satunya yang tidak berbentuk kata sifat (partisip gapmenoi).*Dari sisi konteks, topik pembicaraan memang lebih ke arah kasih.*Dari sisi urutan kata dalam kalimat, gapmenoi mungkin sengaja diletakkan terakhir supaya langsung menyambung dengan nasihat untuk mengasihi satu sama lain di ayat 12b.
D.KASIH KRISTUS (12-14)*Paulus menasihati jemaat di Kolose untuk mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahhatian, kelemahlembutan dan kesabaran.*Kata "mengenakan" (endyn) menyiratkan sebuah perubahan (3:9).*Sama seperti kita mengenakan pakaian yang baru setiap hari, demikian pula kita "mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya" (3:10).*Proses menanggalkan kehidupan lama dan mengenakan kehidupan baru merupakan peristiwa yang sudah, sedang, dan akan terus-menerus terjadi dalam diri kita.*Ini bagian dari proses pengudusan yang sudah dimulai oleh Kristus dan diaplikasikan oleh Roh Kudus dalam hidup kita.
APA YANG HARUS DIKENAKAN?*Yang harus dikenakan adalah belas kasihan, kemurahan, kerendahhatian, kelemahlembutan dan kesabaran*Di antara semuanya ini, yang perlu diperjelas artinya adalah kemurahan.*Sesuai dengan teks Yunani, kata chrstots seharusnya diterjemahkan "kebaikan".*Semua ini diperlukan untuk membangun sebuah relasi horizontal yang kokoh.*Di ayat selanjutnya (ayat 13) Paulus menjelaskan dua wujud konkrit bagaimana mengenakan semua aspek kebaikan di atas.
E.DASAR YANG KUAT MENGIKAT PERSATUAN ATAU KEBERSAMAAN
1.DASAR IKATAN KASIH : SABAR DAN MENGAMPUNI (AYAT 13)*Sesuai teks Yunani, ayat 13 merupakan anak kalimat yang menerangkan ayat 12 (partisip anechomenoi dan charizomenoi).*Maksudnya, sabar dan mengampuni orang lain merupakan wujud konkrit dari mengenakan belas kasihan, kebaikan, kerendahhatian, kelemahlembutan dan kesabaran.*Belas kasihan, kebaikan, kerendahhatian, kelemah-lembutan dan kesabaran bukan sekadar perasaan.*Bukan pula sekadar sebuah pemikiran, harus ada tindakan konkrit yang harus menyertainya.*Bersabar terhadap orang lain dan mengampuni orang itu merupakan buktinya.*Di samping itu, semua itu baru teruji di dalam sebuah situasi yang tidak mengenakan, yaitu "apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain"*Terjemahan yang lebih tepat untuk momph adalah "keluhan" atau "tuduhan" (mayoritas versi Inggris).*Pendeknya, apapun yang bisa memicu pertengkaran.*Dalam sebuah komunitas apapun, gesekan kadangkala tidak terelakkan.*Berharap agar orang lain tidak melakukan kesalahan kepada kita bukanlah keinginan yang bijaksana.*Yang penting bukan apa yang terjadi, melainkan bagaimana merespons apa yang terjadi.*Kesalahan memang tak terelakkan, tetapi pertikaian bisa dihindarkan.*Kuncinya terletak pada kemauan kita untuk bersabar dan mengampuni orang lain.
Penerapan*Bersabar berarti siap menerima perbedaan dan tidak meributkan hal-hal yang kurang esensial atau masalah yang kecil*Contohnya : iuran natal, penentuan menu atau konsumsi natal, seragam panitia natal, letak posisi pohon natal, difitnah, digosipkan, tidak menerima saran atau usulan, orang lain melakukan kesalahan, kelalaian, dll*Belajar lebih toleran terhadap hal-hal yang sederhana*Belajar untuk menerima perbedaan.*Belajar menerima ketidak-setujuan.*Mengampuni berarti siap menerima kesalahan orang lain.*Pengampunan diberikan pada saat orang lain melakukan kesalahan, tidak menunggu sampai orang itu meminta maaf.*Mengampuni ditentukan oleh kualitas diri sendiri, bukan tindakan orang lain.*Bersabar dan Mengampuni -- sebenarnya bukan hal yang mustahil untuk dilakukan.*Bukan juga sebuah teori yang rumit.*Ini adalah sebuah pengalaman, sebagaimana yang dikatakan oleh Paulus: "sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu" (ayat 13b).
Penerapan*Semakin besar kesadaran kita tentang dosa-dosa kita, semakin besar kesadaran kita tentang anugerah Allah yang menutupi dosa-dosa itu.*Semakin besar kesadaran kita tentang anugerah Allah, semakin mudah bagi kita untuk menunjukkan kesabaran dan pengampunan kepada orang lain yang melakukan kesalahan terhadap kita.*Sekali lagi, penentunya terletak pada diri kita.*Sudahkah kita mengalami dan menyadari betapa besar anugerah-Nya bagi kita?2.KASIH SEBAGAI PENGIKAT ATAU PEMERSATU (ayat 14)*KASIH KRISTUS MENYEMPURNAKAN KEBERSAMAAN (ayat 14)*Sesuai teks Yunani, kata "kasih" di sini merujuk pada kasih yang tertentu (kata agap).*Walaupun kata agap bisa merujuk pada beragam jenis kasih, dalam konteks ini kita sebaiknya memahaminya sebagai kasih Kristus.*Keseluruhan konteks Kolose 3 menempatkan Kristus sebagai "semua di dalam semua".*Ayat 13 juga sudah menyinggung tentang pengampunan Kristus bagi kita.*Ayat-ayat selanjutnya pun berbicara tentang "damai sejahtera Kristus (ayat 15), "perkataan Kristus" (ayat 16), "nama Tuhan Yesus" (ayat 17).*Semuanya tentang Kristus!*Yang paling penting, jika agap di ayat 14 dipahami sebagai kasih manusia (kasih kita kepada orang lain), kita akan mengalami kesulitan memahami perkataan Paulus: "Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih". Bukankah belas kasihan, kebaikan, kerendahhatian, kelemahlembutan, dan kesabaran merupakan perwujudan kasih?*Mengapa KASIH perlu disendirikan?*Keutamaan KASIH dibandingkan semuanya ini menyiratkan bahwa Paulus sedang membicarakan tentang KASIH KRISTUS.*KASIH itulah yang mampu berfungsi sebagai "pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan" (ayat 14b).*Secara hurufiah frasa SYNDESMOS TS TELEIOTTOS berarti "PENGIKAT KESEMPURNAAN"*Kesempurnaan ini dalam kaitan dengan kesatuan atau keharmonisan antar jemaat (RSV/ESV "perfect harmony"; NASB/NIV "perfect unity").*Ungkapan "pengikat kesempurnaan" menunjukkan bahwa KASIH MANUSIA tidak akan pernah cukup untuk menciptakan keharmonisan atau kesatuan yang sempurna.
Penerapan:*Masing-masing orang hanya bisa menyodorkan kasih yang tidak sempurna.*Terbatas oleh waktu.*Terbatas oleh kualitas kesalahan orang lain.*Terbatas oleh kepribadian masing-masing orang.*Namun, hal ini bukanlah alasan untuk menyerah.*Kesatuan yang sempurna bukanlah hanya sebuah impian atau sekedar perkataan .*Semua kasih manusia yang tidak sempurna ini pada akhirnya perlu terus-menerus DIIKAT oleh KASIH KRISTUS.*Hanya dengan jalan demikianlah, kita akan menemukan kesatuan yang sempurna.*Maukah masing-masing kita mengejar kesatuan yang sempurna ini?*Maukah kita menempatkan Kristus sebagai poros dan elemen paling penting dalam komunitas kita?*Natal, kelahiran Yesus, datang ke dunia bukti kasih Tuhan yang sempurna kepada manusia.*Kelahiran menyatakan kasih dan pengampunan-Nya, agar manusia hidup dalam kasih dan pengampunan.
KESIMPULAN*Identitas sebagai pilihan Tuhan, dikuduskan dan dikasihi-Nya menuntun dan mengikat hidup kita dalam kasih Kristus*Dasar ikatan yang kuat adalah Bersabar dan mengampuni orang lain, sama seperti Kristus telah bersabar terhadap kita dan mengampuni dosa dan kesalahan kita*Dasar ikatan yang kuat adalah Hidup dalam kasih Kristus secara terus menerus dan sampai disempurnakan dalam Kristus Yesus Putra Natal yang kudus. AminSelamat hari Natal dan selamat menyongsong tahun baru 1 Januari 2022Tuhan Yesus memberkati kita sekalian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline