Lihat ke Halaman Asli

Pencitraan atau Kesungguhan?

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belakangan ini banyak dibicarakan tentang gaya kepemimpinan gubernur DKI Jakarta. Lalu ada yang membandingkan blusukan gaya Jokowi dengan turba model SBY. Siapa meniru siapa? Kiranya aktivitas blusukan atau turba bukan monopoli pemimpin tertentu. Tetapi, merupakan gaya kepempinan yang bebas di gunakan oleh siapapun tanpa memandang jabatanya.

Namun, saya tidak setuju kalau banyak yang membandingkan gaya kedua pemimpin tersebut. Mereka tentu punya gaya yang khas dalam memimpin. Jokowi dengan kesederhanaannya, dan SBY dengan sikap elegannnya. Lagipula, gaya mereka tidak bisa disamakan begitu saja, karena tugas mereka dangat berbeda dan dengan bobot yang berbeda. Kalau ada kecenderungan untuk membanding2kan, hal itu bukannya memerbaiki kinerja salah satu pemimpin, melainkan akan membuat kisruh suasana.

Untuk menilai "apakah ini sebuah pencitraan atau kesungguhan", mudah saja. Kita bisa melihat dari ke-konsisten-an pemimpin. Apabila blusukannya itu sebuah pencitraan diri atau untuk mencari muka, tentunya blusukan itu tidak akan bertahan lama. Ia akan bosan dengan cuaca panas, rasa lelah apa lagi berkumpul dengan orang-orang ndeso? Biasanya sebuah pencitraan itu dilakukan supaya dilihat orang. Diekspose kemana-mana agar semua orang tahu bahwa ia sedang blusukan. Bila itu sebuah kesungguhan, maka blusukan akan menjadi bagian dari hidupnya, pola kerjanya. Sehingga ia tidak jemu-jemunya untuk turun menyapa orang-orang ndeso. Ia tidak malu untuk berjemur dan mengambil tindakan benar. Blusukan dilakukan bukan untuk menyenangkan orang, tetapi lebih dalam lagi untuk mengetahui keadaan rakyat yang sebenarnya.

Jadi, untuk menilai gaya pemimpin kita, lihat saja apakah ia konsisten dengan cara yang ia pilih? Jika tidak, bisa jadi apa yang ia lakukan, hanya sebuah pencitraan diri, karena kalah pamor dengan rekannya. Tetap Bersemangat!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline