Lihat ke Halaman Asli

Sekuler. Mengapa tidak?

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Aneh. Di tengah keberagaman ini, masih saja ada orang yang berpikiran picik. Ada saja orang berangan-angan untuk mewujudkan Indonesia yang berdasarkan agama tertentu. Dan sayangnya cara yang dilancarkan adalah konfrontasi, sehingga yang dituai adalah cercaan oleh sebagian besar masyarakat yang "sehat", bukan simpati.

Tak diragukan lagi, sudah mulai muncul kesadaran dalam masyarakat. Kesadaran apa? kesadaran akan pentingnya keberagaman. Keberagaman mengandaikan adanya banyak perbedaan. Perbedaan bukanlah sesuatu yang harus dipandang jelek. Perbedaan merupakan suatu kekayaan tersendiri. Yang harus dipandang jelek adalam pembedaan yang sering kita lakukan. Pelayanan antara yang kaya dan miskin, yang agamanya X dan agamanya Y padahal mereka sebagai warga negara mempunyai hak yang sama, tanpa mempedulikan statusnya. Yang terjadi sekarang adalah adanya pembedaan tersebut yang berujung pada sikap intoleran terhadap sesama dan saling menghancurkan, karena dianggap sesat.

Wacana untuk mengatur pemerintahan secara sekuler merupakan solusi yang sangat relevan dengan keadaan kita sekarang. Kita perlu pemerintahan yang tidak berdasarkan agama tertentu. Dengan ini kita menjaga agar negara ini tetap kaya. Tetap beranekaragam dalam satu kana "INDONESIA". Bila diperintah dengan satu agama, maka akan me"lenyap"kan yang lain. dan ini sangat bertentangan dengan karakter bangsa kita "Bhineka Tunggal Ika". 

Sekuler bukan berarti tanpa agama. Hanya saja cara memerintahnya yang sekuler. Artinya adil, bijaksana dan benar. Jangan sampai satu dipelihara dan yang lain disingkirkan. Keanekaragaman bangsa kita adalah mutiara yang harus kita jaga bersama. Tetap bersemangat!!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline