Lihat ke Halaman Asli

Zugzwang Jokowi dan Semoga Tidak Kalah

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam satu group penulis ada kawan minta pendapat kasus KPK-Polri diibaratkan dalam permainan sepakbola.  Saya pikir tadinya pergerakan presiden Jokowi di kotak penalti semudah tinggal buat gol dan pertandingan menjadi sederhana. Ternyata lebih rumit. Mengibaratkan posisi kompleks ini saya teringat isttilah Zugzwang dalam permainan catur. Dalam wikipedia dijelaskan : Zugzwang is a situation found in chess and other games wherein one player is put at a disadvantage because they must make a move when they would prefer to pass and not to move. The fact that the player is compelled to move means that his position will become significantly weaker. A player is said to be "in zugzwang" when any possible move will worsen his position.

Intinya pemain yang mengalami zugzwang mendapatkan posisi serba salah mau melangkah salah tidak melangkah tidak mungkin karena pertandingan harus selesai.

Saya melihat posisi presiden sama dengan Zugzwang buah hitam Taimanov dalam pertandingan melawan legendaris Bobby Fischer 1971 dalam game kedua Candidates Tournament. Lihat http://en.wikipedia.org/wiki/Zugzwang.

Disini terlihat Jokowi seperti Taimanov dimana satu bidak putih bersiap promosi menjadi menteri ( catur) tentunya). Mau melangkah salah tidak melangkah tidak mungkin karena permainan harus tetap jalan. Dalam  permainan ini Fischer membuat Taimanov Zugzwang dan tidak tertahankan untuk promosi bidaknya untuk akhirnya memenangkan permainan. Hebatnya dalam kondisi terakhir masih terjadi lebih dari sekali zugzwang sebelum akhirnya promosi bidak yang diinginkan Fischer tidak terelakan. Dan sekali lagi Fischer membuat Taimanov zugzwang dalam game keempat pertandingan antar mereka. Dan sekali lagi pertandingan berakhir dengan kemenangan Fischer.

Ironi kalau dikaitkan Zugzwang ini dengan posisi Presiden Jokowi yang diibaratkan beberapa kali di buat zugzwang sehingga mendapatkan posisi yang tidak menguntungkan mengambil keputusan. Dan akhirnya tetap kalah di ujung permainan. Kesalahan Taimanov jelas karena diawal permainan banyak membuat langkah lemah sehingga zugzwang di akhir pertandingan selalu diciptakan Fischer.  Dalam pemainan ini Fischer memenangkan skor 6-0 terhadap Taimanov dan Taimanov berkata : Dalam posisi yang saya anggap menang, aku tidak bisa menemukan cara untuk menerobos pertahanan nya. Untuk setiap ide yang menjanjikan, Fischer menemukan jawabannya, saya asyik sendiri berpikir sangat mendalam yang tidak menghasilkan hasil yang positif. Frustrasi dan lelah, aku kritis di akhir dan kehilangan kendali permainan, yang menyebabkan kekalahan saya akhirnya.

Mungkinkah Jokowi bernasib sama dengan Taimanov ? Selalu dibuat zugzwang untuk akhirnya menyerah ?

Semoga tidak terjadi.. karena saya bertanggungjawab memilih beliau menjadi presiden.  Menilik permainan Fischer saya harapkan Jokowi matang diawal permainan, mempersiapkan satu keputusan dengan analisis lebih dalam dari berbagai sumber Bangsa ini. Harapan yang sama untuk jutaan orang memilih Presiden Jokowi... Semoga saya tidak pernah berpikir:  saya tidak pernah menyesal memilih Jokowi tapi saya menyesal yang tidak memilih Jokow tidak menang dalam pemilu kemarin.

Salam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline