Lihat ke Halaman Asli

Herman Hidayat

Karyawan Swasta

Al Hikam, Mengingatkan Diri

Diperbarui: 30 Mei 2018   14:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hikmah #4 : Istirahatkan Dirimu dari Mengatur Urusanmu, karena Segala yang Telah Diurus oleh Selainmu, Tak Perlu Engkau Turut Mengurusnya

Tentang apa yang akan aku makan, tentang bagaimana aku akan hidup, dengan siapa, dan bahkan sampai kapan aku akan hidup; semua itu, dan yang lain-lain, adalah Allah yang telah dan akan mengurusnya. Maka mengapa pula ikut campur? Sedangkan Tugasku, satu-satunya Tugasku, yaitu ber-Ibadah kepada-Nya, kalau bukan aku yang mengurusnya, lalu siapa?

Tapi apakah ini berarti engkau tidak perlu bekerja untuk mencari makan, atau berusaha untuk tetap sehat dan panjang umur? Tentu saja tidaklah demikian; karena secara alamiah itulah urusanmu. Yang tanpa diperintahkan siapa pun; itu lah yang akan otomatis engkau kerjakan sepanjang waktu. Seperti daun mendongak ke cahaya matahari, seperti setiap burung keluar sarang di pagi hari, seperti semua orang suci, para Nabi dan Rasul keluar rumah juga untuk menyelesaikan urusannya.

Hanya, akan seperti apa hasilnya; Dia-lah yang akan mengaturnya. Karena engkau tahu apa dengan Apa yang terbaik bagi dirimu sendiri, dan Kapan yang terbaik bagimu, dan dengan Cara Apa yang terbaik bagimu? Sedangkan Dia-lah Yang Maha Tahu. Sedangkan Dialah Yang Maha Kasih Sayang, yang selalu menginginkan yang terbaik buat dirimu? Maka; disanalah engkau tidak perlu ikut campur; dengan mengangankan model spesifik hasilnya, dengan waswas menunggu kapan hasilnya segera engkau nikmati, dengan khawatir tidak segera tercapai hasilnya. Lepaskanlah semua itu; Serahkanlah pada-Nya.

Lakukanlah semua detail prosesnya fisiknya; lalu serahkanlah pada-Nya dengan ridha, ikhlas dan penuh syukur apapun kemungkinan hasilnya, dengan berbisik “Berlakulah Semua KeHendak-Mu, ya Allah”.

Hikmah #5 : Kesungguhanmu Mengejar Apa yang Sudah Dijamin Untukmu, dan Kelalaianmu Melaksanakan Apa yang Dituntut Darimu, adalah Bukti dari Rabunnya Mata Batinmu

Kita sungguh perlu selalu ber-Do’a, agar senantiasa mendapatkan bimbingan-Nya, dengan Ilmu, Kecerdasan dan Kebijaksanaan. Dan tentu saja Kekuatan dan Kemampuan untuk mengamalkannya. Karena, betapa sering sesungguhnya yang terjadi; kita sudah memahaminya secara intelektual, mendapatkan ilmunya; tapi toh tetap kita mengabaikannya, tidak dapat mengamalkannya.

Dan satu-satunya tugas kemanusiaan kita ini, yang dituntut dari Hidup kita ini, Hanyalah untuk Beribadah kepadaNya. Dan ini, sungguh sudah sejak kecil kita mengetahuinya. Bahkan segala detail teknis bentuk-bentuk ibadah itupun sungguh sederhana dan mudah saja untuk memahaminya. Tapi, siapa bilang kita telah bebas dari ke-Rabun-an Mata Batin ini?

Mungkin kita tidak Buta; tapi siapa bilang kita tidak Rabun?

***

Sebenarnyalah, kita memang masih perlu selalu berlatih melakukannya. Tidak bisa hanya karena tahu dan ingin; dan kita langsung akan dapat melakukannya. Dapat melakukannya sekali; bukan pula jaminan untuk dapat melakukannya untuk kedua kalinya dan seterusnya. Melaksanakan tugas, setiap tugas, apa pun itu; perlu kesungguhan usaha, dalam latihan dan melakukannya. Bahkan sesederhana golf swing; siapa bilang tidak perlu bertahun-tahun latihan, never ending study and practice?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline