"Menggebunya Semangat Tak Akan Mampu Menerobos Benteng Takdir" (Al Hikam, Ibn 'Atha'illah). Menggebunya semangat; dalam Do'a atau dalam usaha-usaha manusiawi yang pantas, hanyalah sekedar menegaskan bahwa kita-lah hamba. Bahwa kita adalah manusia, dan bahwa kita adalah hamba. Hanya sebisanya ber-Do'a dan ber-Upaya, selagi masih ber-kesempatan dan kuasa melakukannya, dan semua itu pun adalah anugrah-Nya pula. Sedangkan hasil akhirnya, tentu saja itu adalah kehendak-Nya. Karena, apa kah di dunia ini yang bukan karena kehendak-Nya?
Sebelum engkau keburu menilai negatif secara intelektual dengan sebutan "fatalistik" dan sejenisnya: baiklah engkau coba dulu merasakannya dalam laku dan pengalaman. Sesudah selesai dengan semua usaha dan do'amu: lalu masukilah state ridha, rela, pasrah dan ikhlas ini, dengan berbisik "Berlakukah Semua Kehendak-Mu, ya Allah". Lalu lihatlah bagaimana tanggapan hatimu. Respons batiniahmu.
Tapi anyway: Semua ini memang bukan konsumsi intelektual. Ini justru untuk mendidik diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H