Lihat ke Halaman Asli

Ketakpastian

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak terasa akan hidup ini..begitu
menyayat hati di kala datangnya
malam,wlw terdengar suara
duniawi terasa sepi di
hati,tersujud pilu berlinang air
mata yg hanya diam di pelupuk
mata..ingin ku sesali hidup ini,atas
ku tak berdaya'an akan hidup
yang sejati..Hidup yg penuh arti,di
mana tiap Rongga waktu begitu
teraliri dg hal-hal yg
semestinya,tapi mungkin ini
takdirku..ku
tersimpuh malu penuh hina jasad
ini,tiada kupungkiri akan dosa
dunia kian waktu terus
bertambah seiring dg kekhilapan
yg tak terasa.
Niat tulus mengantar amal yg
penuh di lubuk
hati,tapi dg waktu yg ku dapati
seperti sulit tuk kuraih..Dg Rasa
malu terhadap yg kholik akan
semua ini..Oo..ingin ku mengadili
diri ini yg tiada apa pun tanpa
ikhlas.
Sia-sialah hidup hamba
sahaya,bermandikan khilaf
tertunduk
diam lelah akan hidup
ini.''Berharap pengampunan Sang
Pencifta
tiada dosa tanpa khilaf,Tiada
kasih tanpa taubat..kuberharap
pemberi jalan penuh cahaya
meleburkan dosa,tiap insani
berserah diri penuh
ikhlas,mencari setitik harapan
di Ruang gelap kehidupan
duniawi.. ''Penunjuk lorong
cahaya di hati sanubari
melebihi luasnya kasat mata..Oo
Tak terasa pelupuk mata ini
menahan deraian air mata
kepedihan.kucoba ku tergadah
ku berharap kasihmu menuntun
menyeberangi ketakpastian ini,,




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline