Lihat ke Halaman Asli

Herman Efriyanto Tanouf

Menulis puisi, esai, artikel lepas

Merekam Kota Kupang, Shooting Film Setan?

Diperbarui: 20 Oktober 2020   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panitia tengah menjelaskan kepada mama-mama terkait arsip-arsip dalam Pameran Arsip Publik. (Foto: RS)

Merekam Kota Kupang: Pameran Arsip Publik bertajuk Memori, Ruang dan Imajinasi yang diinisiasi Komunitas Sekolah Multimedia Untuk Semua (SkolMus) punya banyak kisah. Minggu, 18 Oktober 2020 tepat pukul 22.00 WITA atau tiga jam setelah pameran ditutup, gedung bekas Minerva Ijs Fabriek (Pabrik Es Minerva) tempat pameran dilangsungkan sudah dikosongkan, gerbang dan pintu-pintu pun telah ditutup.

Di dalam itu gedung, tak ada lagi pengunjung maupun panitia penyelenggara. Hanya ada arsip-arsip masa lalu yang dipajang dengan instalasi sarat seni di dinding-dinding gedung dilingkupi remang-remang cahaya pijar-kekuningan. 

Musik instrumental dari speaker bluetooth mungil di sudut ruangan di dekat bekas box es bikin isi gedung yang dibangun pada tahun 1930-an atau sebelum Perang Dunia II itu makin antik-romantik.

Sedang di luar gedung, para penyelenggara dan sebagian pengunjung yang belum mau pulang khusyuk dan asyik dalam cerita-cerita lepas. Ifana Tungga, salah satu anggota Tim Arsip berkisah tentang proses pengumpulan arsip selama 10 bulan; Frengky Lollo, ketua Tim Instalasi pameran bicara soal kekurangan-kekurangan instalasi yang belum sempat dilengkapi, 

Armin Septiexan, Kepala SkolMus sedikit berkisah tentang usahanya mengkoordinir segala kebutuhan terkait pameran, 15 menit setelahnya ia lalu memilih lelap di lantai di halaman depan rumah pemilik Minerva saat ini.

Merekam Kota dan Mama-Mama Pemilik Lapak Jualan

Di saat Armin benar-benar lelap oleh sebab lelah, datanglah sekelompok mama-mama; ialah para penjual makanan dan minuman di Pasar Malam Kampung Solor, Jalan Siliwangi Kota Lama, Kupang. Jarak pasar yang sangat dekat-kurang lebih tiga meter membuat mereka penasaran akan aktivitas di dalam gedung tua berukuran 10×26 meter itu. Sejak persiapan hingga Pameran Arsip Publik dibuka pada 17 Oktober 2020 lalu, mama-mama yang setiap sore hingga tengah malam berjualan di pasar itu mengira sedang ada program shooting film.

“Selama ini katong kira ada syuting film setan,” kata seseorang di antara mereka yang akrab disapa Mbak Ririn.

Dugaan itu muncul sebab sehari (16 Oktober 2020) sebelum pameran dibuka, panitia penyelenggara melakukan rekaman video terhadap teatrikal “Kota” yang dibawakan oleh kelompok Teater Arspira. Namun dua hari setelahnya, aktivitas di Pabrik Es Minerva tetap berjalan. Orang-orang mulai berkunjung, mama-mama pun makin bingung: “ada apa?”

Persis di saat gedung peninggalan Tjiong Koen Siong itu kosong, mama-mama yang tadinya sibuk melayani pengunjung di lapak-lapak kesayangan menyempatkan diri berkunjung. Sebab segala aktivitas di gedung dengan atap perisai itu menimbulkan banyak tanya di benak mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline