Lihat ke Halaman Asli

Herman Efriyanto Tanouf

Menulis puisi, esai, artikel lepas

"Kencan Buku", Komunitas Leko di Kota Kupang

Diperbarui: 29 Januari 2019   19:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Komunitas Leko Kupang

"Kencan Buku", demikian istilah yang  digunakan oleh Komunitas Leko Kupang dalam aksi lapak baca buku gratis. Sejak September 2017, Kencan Buku masih terus dilakukan hingga saat ini dengan memanfaatkan ruang-ruang publik.

Selain mendukung geliat literasi di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kencan Buku dimaksudkan untuk lebih mendekatkan bahan bacaan kepada masyarakat. Sebab membaca tidak mutlak terjadi di ruang kelas atau ruang kuliah, perpustakaan, ruang belajar ataupun tempat lain yang lazim digunakan, tetapi bisa dilakukan di mana saja bahkan di tempat refreshing sekalipun. Membaca tidak hanya sekadar mengejar dan mendapatkan nilai di atas kertas/rapor/KRS, tetapi lebih jauh dari itu membaca adalah salah satu kebutuhan penting dalam hidup manusia dalam usaha peningkatan sumber daya.

Dok. Komunitas Leko Kupang

Taman Nostalgia Kota Kupang (Tamnos) adalah salah satu tempat umum yang menjadi sasaran Komunitas Leko setiap akhir pekan. Tepatnya di hari Sabtu, pukul 17:00 hingga selesai. Ya, persis malam minggu di saat orang-orang seharusnya berkencan dengan pasangan, mungkin. Namun beberapa orang muda dengan aksi yang boleh dikata "gila" ini, malah asyik dengan buku-buku yang digelar hanya di atas kardus/baliho-baliho bekas. Belum lagi pencahayaan di taman yang tampak suram, kuning kemerah-merahan, tentunya  kurang mendukung aktivitas membaca. Jika terus dipaksa dalam waktu yang cukup lama, maka mata bisa menjadi "rusak". Di satu sisi, tidak ada pilihan tempat lain yang bisa dijangkau. Selain strategis, Tamnos adalah salah satu tempat yang ramai dikunjungi.

Kondisi yang demikian tidak mematahkan semangat para pegiat literasi di Komunitas Leko Kupang. Banyak pengunjung yang terlanjur jatuh cinta dengan Kencan Buku. Adalah luka jika terlewatkan dan rindu jika tidak berjalan. Terkadang kondisi cuaca adalah tantangan yang tidak bisa dihindari. Di Tamnos, belum ada ruang atau pun gedung untuk aktivitas semacam ini.

Dok. Komunitas Leko Kupang

Kencan Buku, tidak hanya sekadar melapak buku lalu dibaca. Tetapi setelahnya dilanjutkan dengan diskusi-diskusi kecil seputar bahan bacaan, menulis kreatif, bedah buku, dan bahasan lainnya perihal membaca dan menulis. Apresiasi seni semisal baca puisi, musikalisasi puisi pun seringkali dilakukan sehabis Kencan Buku. Semuanya dilakukan secara sukarela dan tanpa pungutan biaya.

Semangat yang dikerahkan ini pun mendapat dukungan dan apresiasi dari berbagai pihak. Baik dari komunitas lain, beberapa akademisi, penulis, sastrawan, seniman, sesama pegiat literasi dan tentunya di dalam tubuh Komunitas Leko itu sendiri. Dukungan yang paling terasa adalah ada dan hadirnya mereka di saat Kencan Buku berlangsung. Dukungan lain yang diberi adalah dengan menyumbang buku, sehingga koleksi bacaan makin banyak dan bervariasi. Adapun pustaka jalanan ini menjangkau semua kalangan, anak-anak hingga orang dewasa.

Dok. Komunitas Leko Kupang

Aktivitas semacam ini diharapkan mampu  memberi motivasi dan inspirasi bagi siapa saja, di mana saja dan kapan saja. Membaca tidak terbatas pada tuntutan tugas ataupun hobi, tetapi kebutuhan dasar yang hendaknya melekat dalam diri seseorang. Dengannnya, terciptalah generasi dan lingkungan yang cerdas.

Herman Efriyanto Tanouf

KampungNTT




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline