Lihat ke Halaman Asli

Herman Susanto

Film, Musik, Kuliner

Cruella: Classy, Stylish, Mewah tapi Kedodoran

Diperbarui: 29 Maret 2022   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.imdb.com

WARNING : SPOILER !!!

Yang menyukai dongen Disney di masa kanak -- kanak tidak akan asing dengan kisah "101 Dalmatians" yang juga pernah diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama dan menjadi box office dunia tahun 1996. Studio Disney mendulang sukses dengan "Maleficent" yang merupakan spin off "The Sleeping Beauty" lalu memproduksi "Cruella" yang menceritakan asal usul "Cruella De Vil" sang desainer pakaian mewah yang kepincut dengan corak anjing dalmatian untuk dijadikan sebagai inovasi fashionnya, bila perlu dengan membunuh 101 ekor anak anjing dalmatian untuk diambil kulitnya.

Diawali dengan kisah masa kecil Estella yang lahir dengan warna rambut terbagi dua rata hitam dan putih (bagaikan Yin Yang), berulang kali terlibat masalah di sekolah, hingga akhirnya suatu hari dia melihat ibunya tewas terjatuh dari balkon karena ditabrak oleh tiga ekor anjing dalmatian peliharaan Baroness von Hellman (Emma Thompson) yang tadinya mengejarnya. Esetella yang sebatang kara tumbuh dewasa (Emma Stone) bersama sepasang pencuri jalanan Jasper dan Horace. Berrkat jasa kedua sohibnya inilah dia diterima bekerja di butik Liberty milik Baroness, walau sebagai cleaning service.

Suatu malam, saat Estella sedang mabuk dia masuk ke display toko dan merombak gaun dan desain dindingnya, yang justru menarik perhatian Baroness untuk mengangkatnya sebagai asisten pribadi. (Dan adegan ini yang sangat mengganggu saya adalah, adegan display yang mnirip dengan adegan film drama roman 1987 "Mannequin").

Disini juga Estella mengenali sebuah kalung yang digunakan oleh Baroness yang dia kenali seperti punya ibunya, naun Baroness mengatakan kalau kalung itu pernah dicuri dan memutuskan menggunakan alter ego Cruella untuk bersaing secara tersembunyi, sekaligus berupaya merebut kalung itu. Dan tidak hanya itu, Estella/Cruella kemudian menemukan fakta mengejutkan apa hubungan sebenarnya antara dia, mendiang Ibunya dan Baroness.

Film ini memang terlihat classy, detil yang menggambarkan pop culture kota London tahun 1970 an secara sempuran, desain fashionnya, warna warna yang digunakan, angle kameranya. Akting -- terutama -- dua pemeran utamanya Emma Stone sebagai Cruella dan Emma Thompson sebagai Baroness juga solid. 

Memulai cerita dengan pembukaan yang cukup kuat, namun memasuki babak kedua plot berjalan tanpa arah yang jelas dan terkesan terseret. Hubugan persahabatan Cruella dengan Jasper dan Horace tidak tergarap dengan baik, dan kedua sohibnya ini lebih sebagai pembantu Cruella, begitupun dengan peranan sohib SD nya -- Maya yang setelah dewasa berprofesi sebagai jurnalis kolom gosip (kenapa harus kolom gosip?) hanya sebagai pelengkap penderita.

Belum lagi character development Cruella yang sepertinya mencoba menjelaskan kenapa berpuuh tahun kemudian dia ingin membunuh 101 ekor dalmatian agar kulitnya dijadikan sebagai bahan fashion dengan kejadian pembukanya. Padahal tiga ekor dalmatian hanya menaati perintah, namun di bagian pertengahan film -- ke tiga anjing dalmatian yang sudah "menerjang" ibunya memiliki keterikatan emosinal timbal balik dengn Cruella.

Alhasil film "CRUELLA" hanya menjadi proyek ambisius Disney -- sama sepetti film "MULAN" versi live action. Mewah, classy, namun kedodoran dalam plotnya terutama di babak kedua, membuat bakat aktingnya yang ditampilkan begitu sia-sia.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline