Secara etimologi Istilah "modern", berasal dari Bahasa latin yaitu "moderna". Arti kata Latin ini adalah "sekarang" atau "baru". Oleh karena itu, kita bisa mengatakan bahwa kehidupan manusia di zaman modern, identik dengan kesadaran akan kekinian.
Kalau kita telusuri buku buku mata pelajaran sejarah atau apapun itu, para ahli sering mengaitkan sekitar tahun 1500an adalah hari lahir zaman modern di Eropa, karena sejak tahun ini kesadaran akan kekinian mulai bermunculan. Oke. Pertanyaan selanjutnya apakah orang yang hidup sebelum tahun 1500an tersebut, berarti tidak hidup di masa yang disebut dengan masa kini? Apakah mungkin mereka kurang sadar kalau ada perubahan kehidupan sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kebaruan?
Bisa saja kita mengatakan kalau mereka kurang menyadari perubahan secara kualitatif baru. Ini artinya bahwa modernitas tidak saja mempersoalkan periode, tetapi ketika orang sadar akan sesuatu yang bersifat kebaruan. Oleh karena itu, ciri dari kesadaran modern itu sendiri adalah "perubahan", misalnya perubahan sosial, kemajuan teknologi, revolusi dalam bernegara dan pertumbuhan ekonomi dalam suatu komunitas masyarakat.
Namun, sebenarnya perlu ditekankan disini bahwa bentuk kesadaran modern lebih bersifat epistemologi yaitu bentuk bentuk kesadaran atau pola berpikir individu; walaupun orang sering mengaitkan tumbuhnya sains, teknik dan ekonomi kapitalis sebagai ciri masyarakat modern. Kesadaran modernitas memiliki ciri ciri yang sangat khas dan mudah di ingat yaitu: Subjektivitas, kritik dan kemajuan itu sendiri.
Subjektivitas
Pertama, subjektivitas. Subjektivitas memberi pengertian bahwa kamu dan saya adalah pusat dari realitas dan menjadi ukuran dari segala sesuatu. Transformasi perubahan subjektivitas modern terjadi pada zaman renaisans, dimana kehidupan masyarakat di abad pertengahan lebih mengenali diri sebagai ras, rakyat dan kolektif. Modernisasi yang dimulai di italia di zaman Renaisans berdampak pada cara berpikir manusia yang lebih menyadari dirinya sebagai individu.
Di akhir abad ke 13 di Italia para individu telah menerobos tembok penghalang individualisme dan para individu individu itu menyanjung dirinya masing masing. Bukan katedral yang menjadi pusat kota renaisans, melainkan alun-alun kota (palazzo), pasar dan bank.
Sejak zaman Renaisans ini, modernitas telah melebur dalam kehidupan masyarakat modern kota Renaisans. Modernitas di kota renaisans di italia sangat besar pengaruhnya dalam peningkatan kesadaran akan subjektivitas.
Dalam filsafat di fajar rasionalisme modern, kita mendengar pernyataan Descartes "ja pense donc je suis" atau "cogito ergo sum" (saya berpikir maka saya ada).
Adapun kaum humanis dengan Gerakan humanismenya menggoncang cara berpikir abad pertengahan dengan lebih menekankan dan lebih percaya pada kemampuan manusia, sebagai penghargaan atas disiplin intelektual. Tidak lupa juga pemikiran Marx yang menegaskan bahwa manusia sebagai subjek sejarah, tidak hanyut dipermainkan waktu, melainkan yang mendesain sejarahnya sendiri.