Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Saya Bisa Hidup Berkecukupan?

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“Apakah Rasulullah itu kaya ?” mungkin ada yang bertanya seperti itu.

Kaya raya, bahkan sangat kaya raya. Ditinjau dari sejarah beliau adalah keajaiban. Tidak pernah dalam goresan sejarah belahan bumi manapun yang menggoreskan keajaiban sejarah seperti Beliau. Betapa tidak, hanya dalam sekali kehidupan atau sekitar 20-an tahun sejak kenabian Beliau, bisa merubah wajah jazirah Arab dari terpecah belah dalam suku-suku dan berada pada zaman jahiliyah (kebodohan) menjadi bersatu dan begitu beradab.

Dan tentu sebagai pemimpin seluruh jazirah Arab, Beliau tentu sangatlah kaya raya. Namun Beliau selalu berkata kepada Aisyah,

“Bagaimana saya bisa menikmati kehidupan serba berkecukupan, sementara masih ada umatku dari kaum suffah (kaum miskin) yang kelaparan.”

Maka Rasulullah yang setiap sel jiwa raga Beliau adalah “Cinta Kasih”, hingga akhir hayat menjalani hidup dalam kesederhanaan (baca kemiskinan) dalam rumah yang begitu sederhana dan sering tidur di tempat tidur yang hanya beralaskan tikar dalam keadaan lapar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline