Lihat ke Halaman Asli

Implementasi Matematika dalam Kehidupan Sehari-hari

Diperbarui: 4 April 2017   16:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

IMPLEMENTASI MATEMATIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Dalamkehidupan sehari-hari tampak disadari ternyata hampir semua masyarakat selalu belajar matematika, tidak hanya disekolah tetapi semua lapisan masyarakat menerapkan ilmu-ilmu matematika, baik itu buruh bangunan, pedagaan dipasar bahkan anak-anak yang belum sekolah sekalipun menerapkan yang namanya matematika. Jadi hampir semua kegiatan sehari-hari di masyarakat selalu berkaitan dengan ilmu matematika. Berikut ini penulis ingin mengungkapkan contoh-contoh kongkrit penggunaan ilmu matematika yang sehari-harinya digunakan atau dipakai dalam kehidupan bermasyarakat.

1. Penngunaan barisan dan deret matematika

Misalnya untuk pelajaran barisan dan deret, ini hampir semua penjual atau pedagan di pasar menyusun dagangan mereka memakai aturan barisan dan deret matematika. Contoh pedagang apel pertama apelnya disusun 6 buah, kemudian diatasnya 5 buah, berikutnya lagi 4 buah, berikutnya lagi 3 buah berikutnya 2 buah dan terakhr satu buah. Ini adalah contoh kecil penggunaan barisan dan deret matematika. Tetapi para pedagang tersebut mereka tidak menyadarinya, kalau mereka ini sedang menerapkan pelajaran matematika ”barisan dan deret matematika”.

2. Penggunaan Aritmetika Sosial

Disisi lain para pedagang ini setelah pulang dari pasar tiba dirumah, mereka menghitung hasil penjualan, untung atau rugi, kembali modal atau tidak. Lagi lagi para pedagang ini menerapkan lagi ilmu matematika yaitu “Aritmetika social” hanya cara hitungnya mereka lain dari yang dipelajari oleh anak-anak yang duduk dibangku sekolah. Karena kebanyakan mereka ini ada yang tidak sekolah, yang pentig mereka tau modalnya sekian rupiah lakunya sekian rupiah sisa dari modalnya itu mereka anggap untungnya. Tetapi kalau ditanyakan berapa persen untung ruginya mereka tidak tau karena para pedagang ini tidak secara langsung belajar disekolah. Atau anak yang disuruh orangtuanya membeli rokok dikios meskipun anak ini belum sekolah atau belum mempelajari amtematika, tetapi anak ini sudah tau bahwa kalau rokok harga sekian rupiah, dikasi uang sekian rupiah kembalinya sekian rupiah.

3. Penggunaan banggun datar

dalam kehidupan sehari- hari di masyarakat banyak dijumpai yang berkaitan dengan pelajaran bangun-bangun datar sebagai contoh. Ada anak- anak sedang bermain layangan, rangka layang layang anak-anakini berbentuk bangun datar yang biasa dipelajari disekolah. tetapi anak-anak ini tidak sadar kalau mereka sedang menerapkan ilmu matematika, atau sedang membuat sebuah alat praga yang biasa digunakan oleh bapak ibu guru disekolah pada saat mengajar matematika, atau pembuatan papan nama pada sebuah perkantoran atau instasi lain. Mereka ini tanpamenyadari sedang membuat bangun bangun datar dalam pembelajaran matematika.

4. Bangun Ruang

Bangun-bangun ruang banyak sekali dijumpai dikehidupan di masyarakat, hanya banyak masyarakat tidak menyadarinya. Seorang buruh bangunan sedang membuat bak mandi dengan panjang 3 meter, lebar 2meter dan tinggi 1meter. Buruh bangunan tersebut sedang menyelesaikan pekerjaannya tetapi juga sedang belajar matematika, hanya buruh tersebut tidak menghitung volume bak tersebut. Masih banyak pekerjaan sehari-hari yang masih berhubungan dengan kegiatan pembelajaran matematika.

Atau pelajaran statistic, anak-anak yang sedang bermain dadu anak-anak ini sebenarnya sedang menerapkan pelajaran statistik matematika . dan masih banyak lagi pelajaran matematika yang ada kiatannya dengan kehidupan sehari-hari.

Dari beberapa contoh diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa: “ matematika merupakan ilmu yang pasti, dan tidak jauh dari apa yang kita kerjakan dalam kehidupan manusia. Begitu pun sebaliknya kehidupan manusia tidak akan lepas dari matematika”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline