Lihat ke Halaman Asli

Penting! Pemahaman Pembagian Harta Waris dalam Konteks Peradilan Agama

Diperbarui: 30 September 2023   14:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu Waris!
Pewaris adalah orang yang meninggalkan harta dan hak-hak yang pernah diperoleh karena meninggal dunia; laki-laki atau perempuan, baik dengan surat wasiat maupun tidak.
Sementara ahli waris adalah orang yang berhak menerima harta warisan dari pewaris karena ada hubungan keluarga, pernikahan, ataupun karena wala' (membebaskan hamba sahaya) dengan pembagian-pembagian yang sudah diatur oleh syariat.
Harta waris adalah harta peninggalan yang ditinggalkan oleh seseorang setelah meninggal dunia, yang kemudian dibagikan kepada ahli waris yang berhak menerimanya. Ahli waris adalah orang-orang yang berhak menerima warisan dari pewaris. Pembagian harta waris dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum waris yang berlaku, yaitu hukum waris Islam, hukum waris adat, dan hukum perdata atau KUH Perdata.

Apakah penting mengetahui pembagian Harta Waris?

Pemahaman pembagian harta waris dalam peradilan agama tentu saja penting, terutama dalam konteks peradilan agama Islam di Indonesia. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pemahaman ini penting:

Peradilan Agama bertujuan untuk menegakkan keadilan, kebenaran, ketertiban, dan kepastian hukum mengenai perkara perdata Islam tertentu. Dalam konteks pembagian harta waris, pemahaman yang baik akan memastikan bahwa pembagian dilakukan sesuai dengan ketentuan syariat Islam, sehingga keadilan dan kebenaran tercapai.

Satu tujuan dari pemahaman pembagian harta waris adalah untuk menghindari perselisihan antara ahli waris dalam perebutan harta warisan. Dengan pemahaman yang baik, ahli waris akan mengetahui dengan jelas siapa yang berhak menerima bagian dari harta warisan dan bagaimana pembagian tersebut dilakukan, sehingga konflik dapat dihindari.

Pemahaman yang baik tentang pembagian harta waris juga dapat membantu meringankan beban si mayit. Dengan adanya aturan dalam ilmu fiqih mewaris, pembagian harta warisan dapat dilakukan dengan adil dan benar, sehingga beban si mayit dapat menjadi lebih ringan.

Orang Islam tidak diperbolehkan untuk menyelesaikan perkara waris secara perdata atau adat, melainkan tunduk pada hukum waris Islam. Dengan pemahaman yang baik, orang Islam akan mengetahui bahwa penyelesaian perkara waris harus dilakukan di Pengadilan Agama dan berdasarkan hukum waris Islam, sehingga tidak terjadi pelanggaran terhadap ketentuan ini.

Pemahaman yang baik tentang pembagian harta waris juga akan membantu mengoptimalkan peran Pengadilan Agama sebagai peradilan khusus yang menangani perkara perdata Islam tertentu. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat akan lebih sadar akan kewenangan Pengadilan Agama dalam menyelesaikan perkara pembagian harta waris berdasarkan hukum waris Islam.

Berikut merupakan cara pembagian Harta Waris:
Tata cara pembagian harta waris dalam Islam didasarkan pada prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dalam hukum waris Islam. Berikut adalah langkah-langkah umum yang harus diikuti dalam pembagian harta waris:

1. Tentukan harta peninggalan: Harta peninggalan adalah harta yang ditinggalkan oleh pewaris, baik berupa harta benda yang menjadi hak miliknya maupun hak-haknya.

2. Hitung harta warisan: Harta warisan adalah harta bawaan ditambah bagian dari harta bersama setelah digunakan untuk keperluan pewaris selama sakit sampai meninggalnya, biaya pengurusan jenazah, pembayaran hutang, dan pemberian untuk kerabat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline