Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Rasa Insecure Menghantui Generasi Milenial?

Diperbarui: 12 Juni 2024   23:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era digital yang serba cepat dan terhubung ini, generasi milenial seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan yang unik dan kompleks. Salah satu isu yang mencuat adalah perasaan insecure atau ketidakamanan diri yang menghantui banyak individu dalam generasi ini. Mengapa rasa insecure ini begitu dominan di kalangan milenial? Mari kita telusuri beberapa faktor penyebabnya.

Pertama, perbandingan sosial yang terus-menerus terjadi melalui media sosial memainkan peran besar. Generasi milenial adalah pengguna media sosial yang aktif, dan platform seperti Instagram, Facebook, dan Twitter memungkinkan mereka untuk terus menerus melihat kehidupan orang lain. Sayangnya, apa yang ditampilkan di media sosial seringkali adalah versi terbaik dari kehidupan seseorang, penuh dengan pencapaian, kebahagiaan, dan kesempurnaan yang jarang mencerminkan kenyataan. Hal ini menyebabkan banyak milenial merasa tidak cukup baik, tidak cukup sukses, atau tidak cukup menarik dibandingkan dengan teman-teman mereka.

Kedua, tekanan untuk berhasil dalam karier dan kehidupan pribadi semakin intens. Milenial tumbuh dengan harapan yang tinggi dari orang tua dan masyarakat untuk mencapai kesuksesan. Namun, dengan persaingan yang ketat di dunia kerja dan pasar kerja yang semakin menuntut, banyak dari mereka merasa sulit untuk memenuhi ekspektasi tersebut. Tekanan ini menciptakan rasa takut gagal dan perasaan bahwa mereka belum mencapai apa yang seharusnya mereka capai pada usia tertentu.

Selain itu, ekonomi global yang tidak stabil juga memberikan kontribusi terhadap rasa insecure ini. Banyak milenial yang menghadapi ketidakpastian ekonomi, seperti kesulitan dalam menemukan pekerjaan tetap, tingginya biaya pendidikan, dan hutang pinjaman mahasiswa. Ketidakpastian finansial ini menambah kecemasan dan perasaan tidak aman tentang masa depan mereka.

Tidak hanya itu, peran teknologi dalam kehidupan sehari-hari juga membawa dampak negatif. Meskipun teknologi memudahkan akses informasi dan komunikasi, terlalu banyak paparan teknologi dapat menyebabkan gangguan tidur, kurangnya aktivitas fisik, dan isolasi sosial. Hal ini berkontribusi pada penurunan kesehatan mental dan peningkatan rasa insecure.

Penting untuk dicatat bahwa rasa insecure tidak hanya disebabkan oleh faktor eksternal. Banyak milenial yang juga berjuang dengan isu-isu internal seperti rendahnya self-esteem dan kurangnya kepercayaan diri. Ini bisa disebabkan oleh pengalaman masa lalu, pola asuh yang kurang mendukung, atau tekanan internal untuk selalu tampil sempurna.

Untuk mengatasi rasa insecure ini, generasi milenial perlu mengadopsi pendekatan yang lebih sehat terhadap penggunaan media sosial. Membatasi waktu yang dihabiskan di media sosial dan fokus pada interaksi yang lebih bermakna dapat membantu mengurangi perbandingan sosial yang merusak. Selain itu, penting untuk menumbuhkan mindset yang lebih positif dan realistis tentang pencapaian pribadi. Menetapkan tujuan yang dapat dicapai dan merayakan kemajuan kecil dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri.

Dukungan sosial juga sangat penting. Milenial harus mencari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional kesehatan mental ketika merasa tertekan atau insecure. Mendiskusikan perasaan ini dengan orang lain dapat membantu mengurangi beban dan memberikan perspektif baru yang lebih positif.

Kesimpulannya, rasa insecure yang menghantui generasi milenial adalah hasil dari kombinasi berbagai faktor, baik eksternal maupun internal. Dengan kesadaran dan upaya untuk mengelola faktor-faktor ini, milenial dapat membangun kepercayaan diri dan kesejahteraan yang lebih baik. Perjalanan ini mungkin tidak mudah, tetapi dengan dukungan yang tepat, setiap individu dapat mengatasi rasa insecure dan mencapai potensi penuh mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline