Lihat ke Halaman Asli

Peran Pendidikan Moral dan Budi Pekerti bagi Masa Depan Anak

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dewasa ini telinga kita sudah tidak asing lagi dengan pemberitaan di televisi tentang betapa tamaknya para pejabat negara yang sudah berkehidupan makmur. Ketika melihat sikap mereka yang masih bisa tertawa sumringah begitu disapa awak media, sungguh tergelitik hati ini. Belum lagi sistem birokrasi yang sudah menjadi rahasia umum tidak pernah luput dari unsur KKN. Seakan KKN sudah mendarah daging berjiwa raga di negeri ini. Sangat memprihatinkan. Namun jika ditelisik lebih lanjut, ternyata penyebab dari semua kekacauan ini adalah adanya sebuah kesalahan yang dari generasi ke generasi terus diturunkan tanpa sadar, yaitu ketidakproporsionalan materi yang diberikan antara materi normatif, adaptif, dan produktif ketika anak masih di bangku sekolah, terutama sekolah dasar. Materi normatif yang notabene berperan dalam pembentukan moral anak justru semakin dikurangi dan diganti dengan materi adaptif atau produktif. Ini terjadi karena adanya kesamaan pendapat yang salah, menganggap bahwa kecerdasan adaptif atau produktif lebih penting dan akan membuat anak lebih sukses nantinya daripada kecerdasan normatif.

Alangkah elok bila sistem pendidikan kita dalam proses pelaksanaannya dapat seimbang dan tepat sasaran. Pembagian materi yang proporsional, yang tidak berat sebelah, akan sangat baik bagi pembentukan pribadi anak. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pucuk dari pohon besar pendidikan negara ini harus membuka diri untuk peka dan bersedia berpikir kritis demi terciptanya sebuah sistem pendidikan yang baik. Para pejabat daerah mulai dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota mesti campur tangan mengawasi pelaksanaan sistem pendidikan di sekolah-sekolah. Juga para guru yang bertemu langsung dengan anak didik mereka, seyogyanya dengan ikhlas memberikan diri mereka untuk mengajar selama proses KBM berlangsung dan tidak lupa menyertakan teladan-teladan yang baik. Tentu pemerintah juga harus memperhatikan dan menindaklanjuti masalah-masalah klasik yang sejak dahulu belum terselesaikan, seperti kelengkapan dan kelayakan fasilitas pendidikan di sekolah-sekolah hingga kesejahteraan para guru.

Jika semua pihak terkait dapat bekerja dengan baik dan dalam proses pelaksanaannya KKN dapat diminimalisir, bukan tidak mungkin sistem pendidikan kita mampu memproduksi pemuda-pemuda hebat yang profesional di bidang mereka masing-masing yang tentu moralnya tidak bobrok. Dan jika negara kita dipenuhi dengan para profesional dalam negeri yang moralnya baik dan dengan sikap mau berjuang, maka status negara maju akan segera kita raih.

Dan saya sebagai seorang pemuda bangsa yang sudah diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk menjadi salah satu dari para pendidik, yang sekarang sedang melalui proses belajar tentang itu; akan berjuang semaksimal mungkin secara khusus di sekolah tempat saya mengabdi nanti. Saya dan rekan-rekan guru disana akan terus memotivasi siswa untuk selalu bersyukur, rajin belajar, dan tidak lupa beribadah juga mengamalkannya di dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dan akan mendirikan sebuah wadah dimana di sana siswa dapat dengan terbuka berbagi keluh kesah mereka tanpa rasa takut karena kami sebagai guru BK akan menjamin kerahasiaan, dan memberikan solusi kepada mereka terkait masalah yang dialami. Mari kita semua, seluruh lapisan masyarakat, menjadi peka akan masalah-masalah yang ada di negeri ini terutama masalah-masalah pendidikan, bersedia bersama-sama mencari solusi terbaik, dan memberikan kontribusi nyata demi kebaikan kita bersama. Hidup pendidikan Indonesia!



Referensi:

http://rismawanjoko.blogspot.com/2012/10/solusi-lemahnya-karakter-atau-moralitas.html

http://www.irmangusman.com/pendidikan-karakter-sebagai-benteng-moral-bangsa/



Nama: Herlina Nadeak

NIM: 1715143253

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline