Bunda, dengarkah Aku sejenak!
Aku ingin bercerita tentang keterbatasanku
Aku yang selalu membuatmu kesal
Merepotkanmu sepanjang hari
Membuatmu capai setiap saat
Aku sering mendengar kau menceritakan kepada orang dengan penuh harap
sebuah harapan tentang membahagiakanmu
Aku seburuk itukah bunda? Apakah aku tak berguna?
Maafkan aku, aku tak tahu harus jadi berguna
Bunda, Aku kaget dengan nada suaramu yang bertambah besar sambil menatapku tajam
dengan beribu kata kau tujukan untuk Aku
Kata-kata yang sering aku dengar tapi sulit untuk memahami
kau bahkan meminta ku berjanji untuk tidak melakukannya lagi
Tapi bunda aku tak tahu, bagaimana menepati janji untuk tidak melakukannya lagi
Aku pikir itu hal terberat yang sering kau minta
Maafkan aku bunda,
ternyata kebahagiaanku sering membuatmu sedih juga marah
Tapi sering kali aku juga melihat Bunda tersenyum bahkan mengeluarkan suara tawa
Aku mau itu Bunda, rasanya hangat dan damai
Tapi kali ini kau benar-benar menyakitiku,
Pipiku pedis bekas tanganmu Bunda
Ternyata aku salah, membangunkanmu dengan paksa saat siang tadi
Aku baru ingat kalau bunda pernah bilang,
tolong jangan ganggu tidur Bunda
Kau bahkan tak mau mendengarkanku bicara
Sesungguhnya aku takut sendirian, aku takut bunda takan bangun lagi
Maafkan aku, aku pikir itu cara yang tepat mencintaimu
Aku salah lagi Bunda, aku lelah...
Ternyata banyak hal yang saya bingung
Aku bingung percakapan orang dewasa dan juga tingkah mereka
Aku berpikir semua akan baik-baik saja dengan caraku
Ternyata dunia ini luas ya Bunda
dan Aku akan mengarunginya juga ketika beranjak nanti
Maafkan Aku, Aku hanya belum tahu
Sabar ya Bunda, Aku akan segera beranjak
By: Herlina Hesti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H