Lihat ke Halaman Asli

Herlina Harianty Lubis

Universitas Jambi

Sekolah Lebih Baik Dilakukan Secara Online daripada Offline Mencegah Penularan Covid-19

Diperbarui: 12 Mei 2021   14:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Virus Covid-19 pada saat ini semakin tinggi peningkatannya apa lagi pada bulan Ramadhan ini sangat jauh melonjak peningkatannya. Dengan adanya virus Corona ini hampir semua aktivitas dilakukan secara daring, yang biasanya setiap pagi ke kantor sekarang hanya dirumah, begitu pun mahasiswa biasanya kuliah langsung ke kampus namun sekarang semua dilakukan secara online.


Dengan kuliah online ini tentu saja akan menimbulkan pro dan kontra dikalangan mahasiswa. Ketika kita melihat dari sisi pro dengan adanya kuliah online ini akan memudahkan perkuliahan seperti biasanya. Dan perkuliahan online sangat memudahkan dosen untuk mmberikan tigas kepada mahasiswa. Jika dilihat dari sisi kontra banyak sekali ditemukan kendala-kendala saat melakukan perkuliahan online ssalah satunya terkendala dengan sinyal, kuota internet, dan waktu perkuliahan juga terkadang tidak menentu sehingga membuat para mahasiswa sangat sulit untuk melakukan sesuatu yang membuat mereka jauh dari Hp/Gawai. Dari berita yang saya baca pada awal tahun ajaran baru bulan Agustus atau September ini beberapa universitas di Indonesia akan melakukan pembelajaran tatap muka dengan berbagai pembatasan.


Menurut saya kurang setuju jika Universitas Jambi (UNJA) akan melakukan pembelajaran tatap muka. Karena  pembelajaran tatap muka pada saat ini tidak realistis karena tingkat penularan virus Covid-19 di Indonesia masih sangat di atas 10%. Hal-hal yang harus diperbaiki selama pembeljaran online ini yaitu: pertama, ketika melakukan perkuliahan dosen harus bisa sesuai jam perkuliahan yang ada disiakad karena mahasiswa juga terkadang banyak kegiatan yang harus dilakukan dirumah, terlebih jika jam tidak menentu akan merugikan  mahasiswa misalnya" kuliah di siakad jam 1 siang tiba-tiba dosen mintaknya jam 4 sore, nah mahasiswa bisa melakukan aktivitas lain dulu tanpa berdekatan dengan Hp, tapi terkadang dosen tiba-tiba mengganti jadwalnya jam 1 kembali karena jam 4 ada rapat, nah itu akan merugikan mahasiswa yang tertidur atau yang sedang melakukan aktivitas lain". Kedua, tidak memberikan tugas terus-menerus dalam jangka waktu yang sedikit, karena itu akan membuat mahasiswa semakin kesulitan untuk membuat tugas lebih baik lagi, karena setiap dosen memberi 1 tugas dan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.  


Jika tetap dilakukan perkuliahan tatap muka yang dikhawatirkan nanti penularan virus Covid-19 ini akan semakin melonjak, apalagi untuk para dosen yang umurnya kisaran 50an sangat khawatir rentan sekali tertular virus Covid-19.  Kuliah tatap muka adalah hal yang sangat di dambakan oleh sebagian mahasiswa, jika memang kebijakan ini akan segera dimulai pada waktu yang telah ditentukan maka pihak universitas Jambi harus mempersiapkan untuk memulai perkuliahan tatap muka ini dengan cara : melakukan vaksin untuk para pendidik, melakukan isolasi mandiri bagi mahasiswa yang berasal dari luar kota dan melakukan uji swab agar mengurangi dampak penularan virus covid-19, yang terpenting pihak UNJA menyiapkan protocol kesehatan seperti cuci tangan, dan membuat aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh dosen, mahasiswa ataupun pegawai lainnya terlebih harus memnggunakan masker, dan jaga jarak selama perkuliahan  berlangsung satu sama lain untuk berjaga-jaga dari penularan virus covid-19 ini




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline