Lihat ke Halaman Asli

Herlina Dwi Rozadie

SMAIT Latansa Cendekia

Sepenggal Kisah Sejarah

Diperbarui: 25 Januari 2023   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            

Pada temaram sore, dirumah sederhana dengan pohon alkasia melambai dan menggugurkan bunga-bunganya, ada yang putih, dan ungu. Sesosok tubuh ringkih berjalan pelan mengambil bunga yang jatuh, terlihat bunganya masih segar walaupun sudah terjatuh. Lalu sosok ringkih tersebut masuk ke dalam kamar dengan sekuntum bunga akasia putih yang masih digenggamnya. Di letakannya bunga itu di sebuah meja sebelah kiri tempat tidurnya. Tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh dari laci mejanya, sesuatu yang sangat usang..." Masya Allah,..Surti...!" sosok tersebut bergumam sendiri.

" Lapor..pasukan siaaap!" Letnan Kardi memberikan penghormatan kepada Shodancho Supriyadi sebagai Komandan Peleton tertinggi di kompi Heiho ini. Shodancho Supriadi lantas memberikan penghormatan, lalu menurunkan tangannya kembali. Letnan Kardi segera menurunkan tangannya lalu berbalik badan menuju anggota pasukannya yang menunggu.

Sungguh hari ini sangat beruntung sekali bisa memberikan penghormatan langsung kepada Shodancho Supriyadi seorang Tentara Indonesia dari PETA yang sangat disegani oleh Jepang. Biasanya Letnan Kardi hanya bisa melihat dari kejauhan karena Letnan Kardi ada dibawah komando Letnan Suparman, tetapi hari ini Letnan Suparman sedang kurang sehat, maka segala keperluan anggota pasukan PETA diserahkan sementara pada Letnan Kardi.

" Kardi....!" terlihat Jenggala melambaikan tangannya, " Yuuk , makan..!" sambil mengacungkan semangkuk nasi dan sayur.

Kardi segera bergegas. Hari ini menunya adalah sayur asem, tempe goreng dan sambal. Hemmmm nikmat sekali. Mata Kardi melihat ke sekeliling dapur seperti sedang mencari sesuatu.

" Sudah kembali ke kamp nya...., Surti kan?" timpal Jenggala. " Lagian kamu tadi lama Kardi, apakah ada hal penting atau informasi dari Sudancho Supriadi?" tanya Jenggala

" Cuma melaporkan keadaan pasukan saja, dan memang ada beberapa rencana yang sedang kita susun untuk segera bisa lepas dari Jepang!" Kardi berbisik.

 ###

" Mas Kardi memang dari daerah mana?...Surti bertanya malu-malu setelah memberikan masakan untuk para pasukan PETA.

" Aku dari Rangkas bitung, jauh sekali dari sini, aku kesini karena rasa kebangsaanku, ingin membela tanah air. Sampai sejauh ini di Blitar. Aku diajak oleh temanku Suparman. Letnan Suparman, dulu adalah kakak kelasku di Sekolah Rakyat Rangkas Bitung," Kardi menjelaskan panjang lebar

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline