Lihat ke Halaman Asli

Herlina Ina

mahasiswa

Mengenal Stoikiometri Larutan, Larutan Penyangga, Larutan Asam Basa, Titrasi Asam Basa, Hidrolisis

Diperbarui: 6 Juli 2023   16:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Stoikiometri Larutan
Larutan stoikiometri adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara jumlah zat dalam suatu larutan dengan reaksi kimia yang terjadi di dalam. Dalam larutan stoikiometri, kita dapat memperhitungkan konsentrasi zat dalam suatu larutan, menghitung jumlah zat yang terlibat dalam reaksi kimia, dan menentukan perbandingan stoikiometri antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Untuk memahami konsep larutan stoikiometri, kita perlu memahami beberapa istilah penting seperti mol, massa molar, dan konsentrasi larutan. Dengan memahami istilah-istilah tersebut, kita dapat melakukan perhitungan stoikiometri penyelesaian dengan mudah dan akurat.
Larutan Penyangga
Larutan penyangga adalah larutan yang mampu menahan perubahan pH ketika ditambahkan sedikit asam atau basa. Larutan ini terdiri dari pasangan asam-basa lemah yang bisa menghasilkan ion hidrogen (H+) atau ion hidroksida (OH-) dalam jumlah kecil. Cara kerja larutan penyangga adalah dengan menetralkan ion-ion H+ atau OH- yang masuk ke dalam larutan. Ketika asam ditambahkan ke dalam larutan penyangga, asam akan bereaksi dengan basa dalam larutan membentuk garam dan air, sehingga larutan pH tidak banyak berubah. Sebaliknya, ketika basa ditambahkan ke dalam larutan penyangga, basa akan bereaksi dengan asam dalam larutan membentuk garam dan air, sehingga pH larutan tetap stabil.
Larutan Asam Basa
Larutan asam basa adalah larutan yang mengandung ion H+ dan OH-. Kadar ion H+ dalam larutan menentukan tingkat kebasaan, sedangkan kadar ion OH- menentukan tingkat kebasaan. Untuk mengukur tingkat keasaman atau larutan kebasaan, gunakan skala pH yang berkisar dari 0 hingga 14. Larutan dengan pH di bawah 7 bersifat asam, sedangkan larutan dengan pH di atas 7 bersifat basa. Larutan dengan pH 7 dianggap netral. Untuk mengukur larutan pH, dapat digunakan indikator atau alat ukur pH meter. Indikator adalah senyawa organik yang berubah warna sesuai dengan perubahan pH larutan. Sedangkan pH meter merupakan alat elektronik yang mengukur potensial listrik pada elektroda yang dicelupkan ke dalam larutan. Semakin tinggi potensial listrik, semakin rendah pH larutan.
Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa merupakan suatu teknik analisis kimia yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa. Prinsip dasar dari titrasi ini adalah reaksi antara asam dan basa dengan menggunakan indikator sebagai penanda titik ekivalen. Untuk melakukan titrasi asam basa secara akurat, diperlukan beberapa faktor penting seperti pemilihan indikator yang sesuai dengan pH titik ekivalen, penggunaan standar larutan yang tepat, dan teknik pengukuran volume larutan yang baik.
Hidrolisa Garam
Hidrolisis garam terjadi ketika ion-ion dari garam yang dilarutkan bercampur dengan air untuk membentuk asam atau basa. Dalam reaksi tersebut, ion hidrogen (H+) atau ion hidroksida (OH-) akan terbentuk. Berdasarkan jenis ion yang terbentuk, kita dapat memprediksi apakah suatu garam bersifat asam, basa, atau netral. Jika ion hidrogen (H+) lebih banyak terbentuk, maka garam tersebut bersifat asam. Melawan, jika ion hidroksida (OH-) lebih banyak terbentuk, maka garam tersebut bersifat basa. Sedangkan bila konsentrasi ion H+ dan OH- sama, maka garam tersebut bersifat netral.
Kelarutan Garam
Kelarutan adalah kemampuan garam untuk larut dalam udara atau larut lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan garam meliputi suhu, tekanan, dan jenis garam yang digunakan. Semakin tinggi suhu, semakin besar kelarutan garam dalam udara. Hal ini karena kenaikan suhu akan meningkatkan energi partikel-partikel garam sehingga lebih mudah bergerak dan terpisah dari kristal garam. Namun, ada beberapa garam yang kelarutannya justru menurun saat suhu dinaikkan, seperti garam dapur (NaCl) pada suhu di atas 35C. Tekanan juga dapat mempengaruhi kelarutan garam, meskipun pengaruhnya tidak sebesar suhu. Peningkatan tekanan biasanya hanya berlaku untuk gas-gas tertentu yang sensitif dengan udara, seperti gas karbon dioksida (CO2) yang membentuk asam karbonat (H2CO3) di udara. Jenis garam yang digunakan juga mempengaruhi kelarutan garam dalam air. Beberapa garam memiliki kelarutan yang sangat tinggi, seperti garam amonium nitrat (NH4NO3) yang dapat larut dalam air hingga 1000 gram per liter. Namun, ada juga garam yang kelarutannya sangat rendah, seperti garam perak metalik (AgCl) yang hanya larut di udara sekitar 0,0002 gram per liter.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline