Islam hadir dengan kemuliaan, kedamaian dan keadilan. Setiap aturan dalam islam sudah didesign sedemikian mungkin untuk kebahagiaan dan kebaikan manusia.
Aturan Islam tidak akan pernah ada ketimpangan, tidak akan ada keberpihakan dan jauh dari ketidakadilan
Semua sempurna, semua diatur untuk keseimbangan hidup manusia. Begitu pun aturan yang terkait dengan hubungan manusia. Antar suami dan istri, sesama tetangga, orang tua dan anak, semua diatur dengan sedemikian baiknya agar tercipta apa yang dinamakan keadilan dan ketentraman dalam kehidupan di dunia.
Salah satunya adalah islam mengatur hubungan antara orang tua dan anak. Ada kewajiban kewajiban yang harus dilakukan orang tua kepada anak demikian juga sebaliknya ada kewajiban yang harus dilakukan anak kepada orang tua.
Setiap orang tua punya kewajiban mendidik anak anaknya, terutama yang terkait dengan pendidikan agama. Orang tua yang paham agama akan terlebih dahulu mengajarkan anaknya terkait aqidah. Karena ilmu agama jauh lebih penting dari ilmu dunia, jika anak anak kita sudah punya jalinan yang baik dengan sang Pencipta, maka artinya modal terbesar untuk meraih kesuksesan baik dunia dan akherat sudah dipegang.
Begitu pun anak, punya kewajiban berbakti kepada orang tua. Dalam islam berbakti kepada orang tua disebut dengan istilah birrul walidain. Birrul walidain adalah etika islam yang menunjukan tindakan berbakti seorang anak kepada orang tuanya. Birrul walidain hukumnya wajib bagi setiap muslim. Memaknai birrul walidain tidak serta merta menempatkan posisi orang tua menjadi tanggung jawab seorang anak. Karena memang orang tua bukan tanggung jawab seorang anak.
Jika anak punya kewajiban bertanggung jawab kepada orang tua dimaknai sebagai birrul walidain, maka kemungkinan akan banyak orang tua yang menuntut balik modal atas apa yang sudah mereka keluarkan untuk anak anaknya. Misalnya dalam hal ekonomi. Bisa jadi ada orang tua yang menjadikan anak sebagai investasi perekonomian, berharap ketika mereka sudah tua, anak anak akan jadi mesin pencetak uang buat mereka.
Padahal apapun yang telah mereka keluarkan buat anak anaknya adalah kewajiban bukan menanam investasi. Jika orang tua menjadi tanggung jawab anak maka setiap anak wajib memenuhi kebutuhan ekonomi orang tua, dimasa tuanya padahal bisa jadi orang tua punya kemampuan finansial yang berlebih dibandingkan anaknya sendiri.
Berbakti kepada orang tua, sebagai jalan ketaatan kepada Allah. Maka setiap manusia punya jalannya masing masing untuk merealisasikan hal tersebut.
Jika orang tua kita dimasa tuanya tidak berpunya maka bentuk birrul walidain kita dengan memberikan keluangan rezeki kepada mereka.
Maka sesungguhnya birrul walidain adalah jalan yang terbentang luas, lebih luas dari sekedar anak bertanggung jawab kepada orang tua.
Birrul walidain bukan sekedar kita memberikan materi sebagai bentuk rasa terimakasih kita kepada orang tua tapi jauh yang lebih penting adalah menjaga norma norma kesopanan. Menjaga perasaan dan selalu memenuhi hati mereka dengan kebahagian. Apalagi jika orangtua kita sampai pada usia lanjut dan dalam pemeliharan kita maka kesabaran dan keikhlasan kita merawat mereka adalah bagian birul walidain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah.
Bahkan birul walidain bukan saja dilakukan semasa orang tua kita masih hidup, tetapi sepeninggal orang tua kita pun masih bisa kita lakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H