Lihat ke Halaman Asli

Para Pejuang Subuh

Diperbarui: 3 Oktober 2023   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Label pejuang subuh disematkan oleh salah seorang dari kami, para guru yang berangkat selepas subuh ke sekolah. Kami berangkat dijemput oleh mobil angkutan umum (angkot) langganan.

Angkot jurusan Parung - Lebak Bulus. Kabarnya mereka sudah berlangganan sekitar 2 tahun. Berganti beberapa kali angkot. Angkot datang dari arah Parung. Menjemput para pelanggan di dalam komplek perumahan. 

Ternyata mereka mempunyai grup WhatsApp untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dalam penjemputan. Grup beranggotakan 8 orang termasuk supir sebagai admin. Sedang anggota grup lain merupakan para guru dari Madrasah Aliyah Negeri, Madrasah Ibtidaiyah Negeri, SMK, dan PAUD. Mereka bertugas di sekitar wilayah Jakarta Selatan. Semua kaum wanita kecuali ada 1 orang pria yang selalu duduk disamping sopir. 

Umumnya formasi duduk mereka tetap. Aktivitas mereka juga hampir selalu sama. Membaca kitab bertuliskan huruf arab, menelusuri butiran tasbih, membuka WhatsApp atau bahkan memejamkan mata. Tanpa ada dialog antar penumpang walaupun saling kenal.

Aku sendiri baru bergabung di kelompok ini sekitar 2 minggu. Awalnya aku berfikir terlalu dini jika harus berangkat ke sekolah sekitar jam  5 pagi lebih lima atau 10 menit. Tapi kemudian aku berfikir, ada baiknya ikut mobil jemputan. 

Aku tidak perlu keluar komplek perumahan. Dalam kesunyian  menyusuri jalan komplek sepanjang 300 meter ke depan perumahan walaupun dengan niat olah raga.  Menyeberang jalan raya provinsi Jakarta-Bogor yang sudah mulai padat kendaraan. Menunggu angkot. Belum lagi angkot akan mengambil penumpang lain di jalan sambil menunggu/ngetem. Mungkin juga angkot berjalan lambat. Apalagi jika hujan turun. Hmmm.

Pagi ini aku menunggu angkot jemputan dari ujung gang dalam perumahan. Seperti biasa aku diantar oleh pandangan mata putri ku dari depan rumah. Memastikan aku sudah berada di angkot. Suara deru mesin mobil dari kejauhan membelah kesunyian dini hari sebagai penanda datangnya angkot. 

Aku menyebut sopir, Rossi. Supir mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Melesat. Menembus pagi. Tidak berhenti kecuali ada penumpang lain yang menghentikan untuk naik.  Meninggalkan deretan mobil pribadi yang mulai berbaris di jalan bertarung dan bersabar dalam kemacetan.

Alhamdulillah Jarak tempuh sekitar 20 km ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit. Aku sampai sekolah sebelum pukul enam pagi. Suasana masih sepi.

Waktu tersisa sebelum bel masuk sekolah berbunyi aku manfaatkan untuk melakukan raga pagi. Berjalan kaki mengitari Gedung Olah Raga/GOR yang berada di kawasan Madrasah. Berjalan minimal 3000 langkah atau sekitar 15 menit. Menabung sehat. Aku menjalani rutinitas pagi yang baru. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline