Lihat ke Halaman Asli

Ngobrol Bareng HELTIKOM: Bentuk Dukungan untuk Pemerintah dengan Edukasi Hoaks Vaksin COVID-19

Diperbarui: 31 Agustus 2022   13:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. HELTIKOM 

Tangerang, 06/06/2022 -- HELTIKOM merupakan program yang berdiri atas kolaborasi dari Program Kemitraan Indonesia Australia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) dengan Universitas Multimedia Nusantara (UMN), yang menciptakan Nusantara Health Security Project (NHSP) yaitu program kampanye digital untuk mendukung pemerintah dengan cara komunikasi risiko mengenai vaksin COVID-19. Kampanye dijalankan melalui akun Instagram @heltikom, dengan anggota yang terdiri dari Mahasiswa/I UMN, yang menyasar kelompok disabilitas dan lansia di Sulawesi Selatan, Yogyakarta, dan Bali.

Pada 6 Juni 2022, HELTIKOM menggandeng Pergerakan Difabel Untuk Kesetaraan (PerDIK) dalam kampanye digital yang digelar melalui Instagram Live. Instagram Live ini mengangkat judul "Ngobrol Bareng Heltikom", dengan topik "Cegah Hoaks Vaksin COVID-19! Disabilitas Aman Untuk Divaksinasi", karena banyaknya kasus hoaks vaksin COVID-19 yang menerpa teman disabilitas Sulawesi Selatan.  Mengundang ketua dari PerDIK, Nur Syarif Ramadhan sebagai narasumber yang telah menjadi mitra komunitas HELTIKOM untuk mengedukasi teman disabilitas di Sulawesi Selatan dalam mencegah hoaks mengenai vaksin COVID-19.

Nur Syarif Ramadhan, membagikan tentang bagaimana berita palsu menyebar secara cepat di Sulawesi Selatan, sehingga banyak sekali masyarakat yang termakan berita palsu tersebut dan enggan untuk melaksanakan vaksinasi COVID-19.

"Hoaks vaksin COVID-19 yang diterima oleh teman difabel sama halnya dengan masyarakat pada umumnya. Hoaks menyebar melalui media sosial, bahkan dari mulut ke mulut" ujar Syarif.

Syarif juga menambahkan mengenai jenis hoaks apa saja yang diterima oleh khalayak di Sulawesi Selatan. "Ada yang bilang kalau habis divaksinasi kita bisa meninggal, atau ada juga yang bilang kalau tubuh kita akan dipasangi chip apabila divaksinasi" tutur Syarif menambahkan.

Banyaknya hoaks tersebut menimbulkan berbagai pergerakan untuk mencegah hoaks, yang disampaikan oleh Syarif sebagai cara untuk menangkal hoaks dengan mengadakan dialog seperti live ini dan bekerja sama dengan berbagai pihak seperti, Universitas, Pemerintah Kota Makassar, dan mengedukasi teman difabel mengenai informasi yang benar itu seperti apa.

Sebagai penutup, Syarif mengajak teman disabilitas untuk divaksinasi.

"Jangan takut divaksinasi, karena ketika kita akan divaksinasi terdapat assessment terlebih dahulu yang dilakukan sebagai proses penyaringan, dan percaya saja pada program yang telah dijalankan oleh pemerintah karena terdapat nilai baik yaitu dengan kita sudah divaksinasi kita telah membantu negara kita untuk segera keluar dari pandemi" ajak Syarif menutup sesi Instagram Live.

Dengan kampanye ini, HELTIKOM dan PerDIK berharap dapat memberikan edukasi bagi teman disabilitas di Sulawesi Selatan, sehingga mereka tidak takut untuk divaksinasi.

Kampanye ini didukung oleh Australia Indonesia Health Security Partnership, Universitas Multimedia Nusantara, Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan, Difable Community Gowa, DPP Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia Sulawesi Selatan, Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia, Komunitas Orang Tua Anak Dengan Sindroma Down, Persatuan Tunanetra Indonesia Makassar, Persatuan Orang Tua Anak Autistik Makassar, dan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia Makassar.

 

Herlan Apriyano
Community & Media Relations Heltikom
(+62) 813 1600 0414 | herlanapriyano10@gmail.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline