Lihat ke Halaman Asli

Rp10.000 untuk Masa Depan: Lebih dari Sekedar Nasi Bungkus

Diperbarui: 10 Januari 2025   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber: Kompas.com)

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pada 6 Januari 2025 di berbagai sekolah di Indonesia telah menarik perhatian publik. Sebagai salah satu janji kampanye yang direalisasikan, program ini bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi anak-anak sekolah. Namun, pelaksanaannya menimbulkan beberapa pertanyaan mendasar yang perlu dikaji lebih lanjut.

Pengenalan Konsep Makanan Bergizi

Program MBG dapat dianggap sebagai langkah awal yang baik untuk memperkenalkan konsep makanan bergizi kepada masyarakat, khususnya anak-anak dan keluarga mereka. Dengan alokasi anggaran sebesar Rp 10.000 per porsi, pemerintah memberikan contoh nyata mengenai jenis dan porsi makanan bergizi yang dapat diperoleh dengan biaya terjangkau. Hal ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi keluarga dalam menyusun menu makanan sehari-hari yang lebih sehat.

Tantangan Jangka Panjang

Keberhasilan program MBG dalam jangka panjang sangat bergantung pada kemampuan kita dalam mengubah kebiasaan makan masyarakat. Pertanyaannya, apakah pemberian makanan bergizi di sekolah saja sudah cukup? Jawabannya tentu tidak.

Untuk mencapai tujuan jangka panjang dalam meningkatkan status gizi masyarakat, diperlukan upaya yang lebih komprehensif. Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pola makan anak-anak sejak dini. Oleh karena itu, perlu adanya sinergi antara sekolah dan keluarga dalam memberikan edukasi tentang gizi dan mendorong konsumsi makanan bergizi di rumah.

Pentingnya Peran Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak-anak dalam belajar dan membentuk kebiasaan. Jika keluarga mampu menyediakan makanan bergizi yang cukup di rumah, maka manfaat dari program MBG akan semakin optimal. Sebaliknya, jika di luar sekolah anak-anak tetap mengonsumsi makanan yang kurang bergizi, maka upaya pemerintah dalam meningkatkan status gizi akan menjadi sia-sia.

Kesimpulan

Program Makan Bergizi Gratis merupakan langkah yang positif dalam upaya meningkatkan status gizi anak-anak Indonesia. Namun, keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada peran aktif seluruh masyarakat, terutama keluarga. Dengan kerja sama yang baik, kita dapat mewujudkan generasi Indonesia yang lebih sehat dan produktif.(hes50)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline