Lihat ke Halaman Asli

Delapan Tahun Menanti, Aroma Lapuk Pencerahan

Diperbarui: 2 Juli 2024   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Aroma lapukmu tak lagi membangkitkan keraguan, melainkan janji ketenangan jiwa.

Delapan tahun bagai mimpi, terbungkus dalam plastik bening, tersimpan rapi di rak buku. Hari ini, jemariku gemetar, memberanikan diri membuka segelnya, membebaskan aroma lapuk yang menguar, membawa kenangan indah pada hari ketika aku menjemputnya di tengah hiruk pikuk pesta buku.

Entah Pesta Buku Jakarta, Islamic Book Fair, atau Indonesian Book Fair yang menjadi saksi bisu pertemuan kami. Aku membawanya pulang, bukan dengan hasrat membacanya saat itu, melainkan dengan keyakinan bahwa suatu hari nanti, di saat "rasa" itu telah mereda, aku akan membuka lembaran demi lembarannya, menemukan kedamaian dan pencerahan di antara kata-katanya.

Delapan tahun penantian, aroma buku baru yang semestinya membangkitkan gairah kini telah berganti dengan aroma lapuk yang menenangkan. Di balik aroma itu, tersimpan kisah tentang kesabaran, tentang keyakinan, dan tentang rasa syukur yang tak terhingga atas kesempatan untuk menapaki jalan ini.

"Back to Tarbiyah" karya Solikhin Abu Izzuddin, bukan sekadar buku, melainkan pelita di tengah kegelapan, peta penunjuk arah di persimpangan jalan kehidupan. Setiap babnya bagaikan oase di tengah padang pasir, menyejukkan jiwa yang gersang, membangkitkan semangat yang hampir padam.

Di antara kalimat-kalimatnya yang penuh makna, aku menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menghantuiku. Aku menemukan makna hidup yang hakiki, kebahagiaan yang sejati, dan ketenangan jiwa yang tak ternilai.

"Back to Tarbiyah" adalah pengingat bahwa aku tidak sendiri dalam perjalanan ini. Ada Allah yang selalu menuntun, ada Rasulullah yang menjadi teladan, dan ada para sahabat yang setia menemani.

Ya Allah, limpahkanlah pahala yang tak terhingga kepada mereka yang telah memperkenalkanku dengan jalan ini, jalan yang mengantarkanku pada buku ini, dan jalan yang menuntunku pada pencerahan dan kedamaian.(hes50)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline