Lihat ke Halaman Asli

Cyberbullying: Luka yang Tak Terlihat

Diperbarui: 24 Mei 2024   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Rio berlari terburu-buru menuju ruang BK, wajahnya panik dan air matanya hampir menetes. Tanpa mengetuk, dia langsung masuk, membuat Bu Riri, guru BK yang sedang bertugas, terkejut. "Ada apa, Rio? Kenapa kamu panik?" tanya Bu Riri dengan lembut.

"Bu, tolong saya! Teman-teman saya... mereka mau mengerjai saya," isak Rio. "Mereka mengancam dan memaksa saya untuk memberi mereka uang."

Bu Riri segera menenangkan Rio dan mendengarkan ceritanya dengan seksama. Rio, yang baru pindah sekolah, menjadi target empuk bagi sekelompok anak nakal. Mereka ingin memeras Rio dengan ancaman dan komentar kasar di media sosial.

Ketakutan Rio kian menjadi-jadi ketika dia melihat komentar-komentar negatif di Instagramnya. Perundungan itu tak hanya membuatnya malu, tetapi juga cemas dan takut untuk pergi ke sekolah. Rio bahkan merasa trauma dan nilainya di sekolah pun menurun drastis.

Sementara itu, Bu Riri dan tim BK segera mengambil tindakan. Mereka menyelidiki kasus ini dan menemukan para pelaku cyberbullying. Para pelaku, yang terdiri dari beberapa anak yang merasa superior dan ingin mendapatkan pengakuan dari teman-temannya, tidak mau mengakui perbuatan mereka.

Dengan bukti yang kuat, Bu Riri dan kepala sekolah memanggil para pelaku beserta orang tua mereka. Di hadapan orang tua yang terkejut dan kecewa, Bu Riri menjelaskan bahaya cyberbullying dan dampaknya pada Rio. Para orang tua pun meminta maaf dan berjanji akan mendisiplinkan anak-anak mereka.

Sekolah pun tak tinggal diam. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah cyberbullying di masa depan. Sekolah mengadakan edukasi tentang cyberbullying bagi seluruh siswa, memberikan konseling untuk Rio dan para pelaku, serta meningkatkan pengawasan di media sosial.

Kisah Rio menjadi pengingat bagi kita semua tentang bahaya cyberbullying. Cyberbullying dapat meninggalkan luka yang tak terlihat dan berakibat fatal bagi korbannya. Kita harus saling menghormati, menggunakan media sosial dengan bijak, dan berani melawan perundungan dalam bentuk apa pun. (hes50)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline