Lihat ke Halaman Asli

Jalan Alternatif Itu Bernama SIT

Diperbarui: 20 Juni 2023   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Sekolah

Belajar bukan hanya tentang mengubah nasib, tetapi juga menentukan jalan hidup seseorang di dunia maupun di akhirat. Karena pendidikan bersifat menyeluruh, maka harus dipersiapkan pendidikan yang sesuai dengan kodrat alam dan zamannya sehingga selamat dan bahagia untuk merdeka bersandar pada kekuatan sendiri. Inilah alasan pertama mengapa Sekolah Islam Terpadu (SIT) menjadi tempat pilihan untuk menyekolahkan buah hati. Karena di SIT, anak-anak tidak hanya mengembangkan sisi akademiknya saja, tetapi juga sisi intelektual dan spiritualnya. Itu sebabnya proporsi pengajaran agama Islam di SIT lebih tinggi daripada di sekolah pada umunya.

SIT menawarkan pembelajaran Al-Quran di mana siswa belajar membaca dan menghafal Al-Quran. Siswa diajarkan sejak usia dini untuk berkomunikasi dengan Tuhan mereka. Mereka juga diajarkan sejarah dan hadist Nabi, khususnya Nabi Muhammad SAW. Ini adalah metode belajar Al-Qur'an yang memberi tahu kita sesuatu tentang masa lalu yang bisa kita pelajari.

Alasan kedua SIT memiliki pengembangan karakter dan kecakapan hidup. Seperti yang kita tahu, kecakapan hidup menentukan kesuksesan seseorang. Program kecakapan hidup di SIT diawali dengan program pengembangan karakter diri, dibeberapa sekolah dikenal dengan sebutan lingkar anak shalih, mentoring, training maupun coaching yang dilakukan mingguan, adanya program sosial guna membantu bila terjadi bencana alam atau kemanusiaan baik nasional maupun internasional.

Alasan ketiga, biaya sekolah di SIT terbilang mahal? Karena mahal atau murah itu relatif, biaya SIT murah untuk orang dengan kekayaan berlebih tidaklah keliru. Mahal belum tentu bagus, tetapi harga yang tinggi mencerminkan bahwa sekolah memiliki program yang dirancang untuk bertahan dalam jangka waktu tertentu. Ini jelas berbeda dengan sekolah yang terjangkau dan tidak memiliki program. Tapi bagi orang tua, bukan hanya tentang berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk anak, namun memilihkan teman dan lingkungan yang baik. Seperti dalam hadist" Seseorang itu akan mengikuti agama teman dekatnya (lingkungan pergaulan). Oleh karena itu hendaklah kalian perhatikan siapakah yang kalian jadikan sebagai teman dekatnya (HR. Abu Dawud)." Sebagai orangtua pasti menyadari bahwa ketika buah hati tumbuh, rizkipun bertambah, jadi itu adalah milik anak saya dan saya harus memberikannya kepada anak saya. Selain itu, hasil yang dicapai tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan orang tua. Bagaimana bisa kita bandingkan rupiah yang sudah dikeluarkan dengan buah hati yang hafal beberapa surat dalam Qur'an bahkan menjadi penghafal Quran, sholih/ah, cerdas dan mandiri? Jadi ketika kita melihat biaya tinggi, lihatlah hasilnya. Allah menyediakan mahkota bagi para orang tua yang memiliki anak yang gemar membaca Al-Qur'an.

Alasan keempat, Ada pepatah Arab "Seorang tidak punya apa-apa, tidak akan bisa memberi apa-apa, maka jadilah orang yang "punya", itulah hakikat seorang guru, jadilah orang yang punya ilmu, sehingga bisa mengajarkan ilmu kepada para pencari ilmu. Profesi guru harus terus dibina agar dapat melaksanakan tugas-tugas pedagogiknya dengan baik. Guna mendukung hal tersebut, SIT selalu melakukan pelatihan dan pembinaan untuk meningkatkan kompetensi para gurunya. Dan semua ini akan tetap ada selama dia menjadi guru di SIT. Sehingga orangtua tidak perlu khawatir saat menyekolahkan buah hatinya di SIT. (Hes50)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline