Lihat ke Halaman Asli

Garuda [Tidak] Merugi!?

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahlan Iskan: Airport Tax Sumbang Kerugian Garuda, Tempo Online: Kamis, 11 September 2014 | 23:20 WIB

Jika menurut berita bahwa 'Sepanjang semester I-2014, Perseoran membukukan kerugian US$ 211,7 juta atau sekitar Rp 2,43 triliun.' Pak DI, mungkin Garuda harus merinci kerugian tersebut secara transparan kepada masyarakat Indonesia.

Tidak mengerti apakah wartawan yang salah kutip atau pak Menteri sedang khilaf. Tolong dikaji dengan cermat dan publikasi dengan transparan apakah Penyatuan Airport Tax dan harga tiket [bukan] faktor utama Garuda merugi. Jika tidak, menurut pendapat saya, pendapat tersebut selain keliru tetapi juga kurang objektif.

Beberapa maskapai penerbangan internasional, seperti United Airlines, Singapore Airlines, Etihad, Emirates, Lufthansa, Thai Airlines, KLM/Air France, dan maskapai lainnya menerapkan standard yang sama. Kecuali penerbangan internasional semua maskapai tetap berlaku airport tax Rp. 150,000 tapi dari luar negeri ke Indonesia/Jakarta, meskipun tidak tercantum, pajak sudah termasuk dalam harga tiket. Kecuali Cebu Pacific, kalau tidak salah [pernah] menerapkan Airport Tax penerbangan Manila - Jakarta tahun 2006/2007?.

Kesannya, kalau mengikuti alur dan cara berfikir [Dahlan Iskan] diatas, maka, dengan demikian semua maskapai penerbangan internasional, termasuk Garuda pasti akan merugi akibat harga tiket dan airport tax disatukan.

Penyatuan harga tiket dan airport tax sangat membantu - praktis dan efisien. Memangkas jalur antrian panjang pembayaran airport tax penerbangan domestik. Mencegah kebocoran dan penyimpangan administrasi dan pembukuan manual dari loket/meja pembayaran airport tax sampai pada keamanan proses dan setoran tunai pembayaran. Aman atau tidak? Yang jelas penumpang hanya tau sudah bayar airport tax!

Padahal persoalan Garuda adalah: pertama, promosi sangat ekslusif dan hanya sebatas untuk kalangan korporasi dan lembaga bonafid lainnya; kedua, tidak consumer friendly - pemesanan e-ticket hanya bisa kartu kredit/Visa dan pilihan terbatas ATM tertentu (Klik BCA dan Mandiri). Faktor terakhir sangat menentukan preferensi penumpang. Sebab tidak semua penumpang punya kartu kredit dan ATM Klik BCA dan Mandiri.

Solusinya, pembayaran/transaksi online dipermudah dan diperluas dengan kartu debet/ATM lain seperti BNI, BRI, dll agar menjangkau lebih banyak dan mudah diakses pelanggan dan calon penumpang.

Intinya, penyatuan harga tiket dan airport tax [bukan] masalah. Yang [mungkin] jadi masalah adalah mutu dan kemampuan menjangkau kebutuhan penumpang.

Mungkin saja, kerugian Garuda adalah faktor promosi dan iklan yang keliru dan tidak tepat sasaran?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline