Lihat ke Halaman Asli

Beri Kesempatan kepada Disabilitas untuk Bermusik

Diperbarui: 16 September 2018   10:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama para peserta lomba bermusik yang digelar SPMC.

Musik adalah alunan nada yang bersifat universal. Siapa pun boleh mendendangkannya, tak terkecuali penyandang disabilitas. Itulah konsep yang dibangun oleh pemilik Serenata Private Music Course (SPMC) Aldis Priandrani.

 "Kami tidak memandang bentuk fisik, penampilan atau apapun yang terkait dengan fisik. Yang kami nilai adalah bagaimana seseorang mampu bernyanyi atau memainkan alat musik dengan indah. Karenanya lomba bermusik dan bernyanyi yang kami gelar terbuka bagi siapa pun," kata Aldis, Minggu (16/9).

Sabtu (15/9) bertempat di Bekasi, puluhan peserta mengikuti lomba bermusik dan bernyanyi yang digelar SPMC. "Lomba ini kami adakan setiap tahun. Tujuannya untuk mencari bintang dan mencari bakat musik dan bernyanyi baik untuk anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua. Ada 2 part, part 1 lomba untuk usia 7-9 tahun, 13 tahun ke atas yang kami gelar kemarin. Kostum yang mereka pakai bernuansa tropical. Kami sediakan trofi untuk 6 pemenang, dan 1 trofi untuk pemenang kostum terbaik," tandas Aldis.

Sementara itu pada Oktober nanti, pihaknya juga akan menggelar part 2 untuk lomba usia 4-6 tahun dan usia 10-12 tahun. "Untuk lomba tersebut yang kami namakan part 2 kostumnya bertema halloween. Ini untuk menarik minat anak-anak dalam bermusik yang bernuansa halloween," tukasnya.

Patricia Anna, seorang tunadaksa mengikuti lomba bermusik yang digelar SPMC.

Aldis berpesan khusus untuk penyandang disabilitas agar tidak ragu menunjukkan kebolehannya dalam olah seni. "Tidak sedikit disabilitas yang memiliki bakat yang luar biasa dalam bermusik atau bernyanyi. Tahun lalu bahkan juara pertama diraih oleh penyandang tunanetra yang bermain drum. Saya sendiri melatih sejumlah anak berkebutuhan khusus seperti penyandang autis, down syndrome, dan anak hyperaktif. Mereka juga memiliki potensi, tinggal bagaimana kita dengan sabar dan penuh kasih memoles bakat mereka," pungkasnya.

Ignatius Herjanjam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline