Lihat ke Halaman Asli

curhat penulis

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyak lho penulis yang tidak pandai curhat secara lisan. Tulisannya menjadi bagian dari curhatnya. Bagi penulis yang lumayan pro, curhat itu bisa menjadi bagian menarik dari novel atau cerpen yang dia buat. Rasa kesal dan sakit hatipun menjadi kisah indah berbalut derita dalam alur ceritanya.

Begitupun ketika penulis belum mendapatkan royalti dari karyanya. Tulisannya menjadi wahana yang membawa curhat itu tertuangkan. Rasa bingung yang melandapun akan menjadikan tulisannya seolah 'berteriak dan menjerit-jerit' meminta ada yang mendengar dan memperhatikan isi jerit batinnya.

Penulis itu mahluk yang baik sekali. Tidak jarang rasa terima kasih karena naskahnya diterbitkan membuat sang penulis lupa bahwa ada haknya atas sedikit rupiah yang dihasilkan dari penjualan naskah tersebut. Sang penulis pasrah pada saat royalti itu tak dibayar selama berbulan-bulan.

Nasib ini tidak sedikit dialami oleh penulis. Agak sulit memang mengetahui mana penerbit yang secara ikhlas membagi sedikit keuntungannya kepada penulis.

Tapi apapunlah. Rasa bingung, kesal, dan akhirnya pasrah akan membuat sebuah kisah semakin meyayat hati.

Duhai Allah, berikanlah jalan kepada kepada para penulis yang tertahan haknya agar mereka cepat menikmati hak yang telah terjanjikan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline