Lihat ke Halaman Asli

Heriyanto Rantelino

TERVERIFIKASI

Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

Jarak Rantau Pesawat Kertas Kehidupanku

Diperbarui: 23 Januari 2025   08:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perenungan. Sumber Photo:Pribadi

"Hidup bagaikan pesawat kertas terbang dan pergi membawa impian
Sekuat tenaga dengan hembusan angin terus melaju terbang
Jangan bandingkan jarak terbangnya tapi bagaimana dan apa yang dilalui
Karena itulah satu hal yang penting selalu sesuai kata hati"

Penggalan kalimat diatas adalah bagian dari lirik lagu Pesawat Kertas 365 Hari yang dinyanyikan oleh JKT48. Setelah saya renungi, ada pesan utama yang saya tangkap bahwa tak perlu membandingkan kehidupan kita dengan orang lain. Setiap orang punya riwayat perjalanan hidup yang berbeda-beda. Kucuran keringat dan linangan air mata turut mengiringinya. Tempaannya pun beragam yang diiringi cibiran,umpatan, makian, dan dipandang sebelah mata.

Kisah hidupku tak jauh-jauh dari lirik lagu ini.  Sekitar 20 tahun yang lalu , saya adalah anak yang paling takut berpergian jauh. Bayangkan aja, naik angkot antar kota  dari Rantepao ke Makale yang jaraknya 18 km, pikiran saya berkecamuk. Takut diculik atau nyasar. Tapi kini perbedaannya jomplang karena saya sudah berani meninggalkan kampung halaman menuju ke

  • Makassar yang jaraknya 300an km dengan masa rantau 7 tahun
  • Papua yang jaraknya 3000an km dengan masa rantau 6 tahun
  • Bangka Belitung yang jaraknya 2800an km dengan masa rantau menginjak 3 tahun

Yang saya syukurin dalam perjalanan merantau saya bahwa Tuhan selalu mempertemukan saya dengan orang-orang yang senantiasa menolongku dalam setiap kesusahan. Sekalipun tak ada hubungan kekerabatan keluarga, mereka membimbing dan menujukkan kepedulian kepadaku apalagi ketika dilanda kesusahan.

Jangan pernah takut merantau kawan-kawan. Akan banyak hal yang mengasyikkan dan tak terduga yang akan teman-teman jumpai. Taruhannya memang berat, harus berani meninggalkan keluarga. Semangat terbesar saya merantau adalah ingin memperbaiki perekonomian keluarga dan ingin merasakan sensasi hidup di daerah orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline