Topik mengenai Freeport kembali menjadi pembicaraan hangat setelah McMoran Inc dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) , PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan Rio Tinto resmi menekan perjanjian awal atau Heads of Agreement (HoA).
Hal ini pun membawa kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia karena setelah melalui proses yang berjalan selama 3,5 tahun, kepemilikan saham Inalum di Freeport telah disepakati menjadi 51% dimana sebelumnya, saham pemerintah di Freeport hanya di kisaran 9,36%.
Saya melihat respon teman-teman di luar Papua tergolong heboh menyambut positif langkah pemerintah ini. Lalu bagaimana respon teman-teman di Papua sendiri?
Saya perhatikan ada yang menyambut dengan optimis dan ada juga yang pesimis. Agak menarik sih melihat respon orang Papua mengingat merekalah pemilik tanah yang saat ini "ditumpangi" perusahaan tambang emas terbesar di dunia itu.
Jika dianalogikan, Orang Papua adalah pemilik hak ulayat atas segala penggunaan lahan di Bumi Cendrawasih, pihak Freeport Indonesia sebagai pihak penyewa lahan sedangkan pemerintah bertindak sebagai pengawas yang mencermati langkah PTFI apakah sesuai dengan prosedur dan regulasi yang sudah disepakati bersama.
Melihat kasus ini, saya sebagai anak muda yang sudah ber- KTP Mimika, Papua, maka sudah sapatutnya sebagai penduduk Papua punya tanggung jawab moril untuk memperhatikan apa yang terjadi di daerahnya. Pandangan yang saya paparkan ini murni dari apa yang saya lihat, apa yang saya dengar dan apa yang saya rasakan.
Emang sih tahun lalu saya sempat dipilih PTFI sebagai salah satu bintang iklan TV-nya untuk memberikan pandangan secara independen terhadap keberadaan PTFI di Indonesia. Tapi bukan berarti rasa idealisme saya berkurang, saya akan tetap independen dalam memberikan pernyataan saya pribadi.
Divestasi saham 51 % yang ditetapkan PTFI dan pemerintah Indonesia memunculkan berbagai persepsi Orang Papua. Ada yang nadanya optimis dan ada juga yang pesimis menanggapinya. Berikut saya sajikan opini-opini masyarakat di Bumi Cendrawasih.
Opini Optimis
Mengembalikan Wibawa Indonesia
Seorang warganet mengatakan bahwa akuisisi saham Freeport bukan cuman soal ekonomis semata, tapi negara mengembalikan wibawanya yang telah diberangus selama 50 tahun lamanya.