Sebagian orang memandang Papua sebagai daerah yang mengalami banyak ketertinggalan baik itu dari segi infrastruktur maupun sumber daya manusianya. Belum lagi harga barang di Papua yang harganya bisa mencapai dua kali lipat dibanding di luar pulau Papua. Hal ini dikarenakan biaya logistik pengirimannya yang mana tarifnya bisa menyamai bahkan lebih mahal dari harga barang tersebut.
Untung saja pemerintah pusat yang dipimpin Bapak Joko Widodo dan Bapak Muhammad Yusuf Kalla punya perhatian khusus ke Papua sehingga berbagai pembenahan gencar dilakukan. Namun sejujurnya, ini belum cukup menjadi solusi dari pemecahan permasalahan Papua. Masalah pembangunan infrastruktur hanyalah menjadi satu dari beberapa faktor yang bisa menyelamatkan Papua dari rantai masalah.
Tak bermaksud lancang atau sok tahu, tapi sebagai anak muda Papua yang punya tanggung jawab moril kepada daerahku, saya menelisik tentang bagaimana strategi menyelamatkan Papua dari ketertinggalan, menyelamatkan Papua dari orang-orang tak bertanggung jawab, menyelamatkan Papua dengan merancang kegiatan secara efektif,efisien, dan tepat sasaran. Berikut saya uraikan satu persatu
1. Memberantas Siasat Tipu Rame
Berbagai proyek pembangunan gencar dilakukan di Papua mulai dari pembangunan jalan Trans Papua, sarana pendukung tol laut, tol udara dan pendukung infrastruktur telekomunikasi (Palapa Ring). Hal ini merupakan kebahagiaan tersendiri buat masyarakat Papua. Mereka berharap dengan adanya fasilitas tersebut akan memudahkan mereka berkegiatan, mempersingkat waktu pekerjaan, dan mengurangi biaya mobilitas.
Namun dibalik semua itu, ternyata ada yang memanfaatkan moment ini untuk meraup keuntungan pribadi. Anggaran yang besar membuat mereka lupa akan tujuan mulia dari maksud pemerintah.
Eksekusi proyek di lapangan belum jalan namun sudah muncul segelintir orang yang minta jatah. Bukan hanya satu dua orang saja tapi banyak yang terlibat. Maka tak heran muncullah istilah "Tipu Rame" yang ditujukan para orang-orang yang terlibat tindak korupsi di Papuan secara berjamaah.
Akhirnya timbullah ketimpangan antara harga yang dianggarkan dengan realitas dana yang ada. Konsekuensinya, spesifikasi bahan pembangunan yang digunakan terpaksa diturunkan. Dari bahan yang punya kualitas mutu nomor satu menjadi kualitas nomor 2 atau tiga atau barang KW. Akhirnya proyek tersebut asal jadi dan mutu hasil pekerjaan jauh dari standar yang ditentukan dari awal.
2.Memberantas Peredaran Minuman Keras
Minuman keras menimbulkan sejumlah persoalan sosial ditengah masyarakat Papua mulai dari hambur-hambur uang untuk kesenangan sesaat, menganggu kesehatan tubuh, dan menjadi pemicu munculnya berbagai tindak kriminal termasuk didalamnya menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
3.Menggalakkan Transparansi Di Tengah Masyarakat.