[caption id="attachment_221364" align="aligncenter" width="430" caption="Para Peserta bersama pembicara berfoto bersama"][/caption]
Udara pagi yang masih segar menemani langkahku menuju ke Gedung Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BAKTI).Dengan tak adanya jadwal kuliahku hari ini, sayapun menyempatkan diri mengisi kegiatan dengan mengikuti Focus Group Discussion dimana acara kali ini mengangkat tema “MOVIEMENTO, Yang Muda Bervideo Tanpa Korupsi”.Dalam acara ini dihadirkan 5 pembicara yaitu Kak Diah, Yerry,Lia Toriana,Ismi, dan kak Retha Dungga.Saat saya datang ke gedung Bakti,saya disambut oleh keramahan para pembicara dan mereka mengatakan saya adalah peserta pertama yang datang dan berhak mendapatkan hadiah berupa sebungkus kue( candaan salah seorang pembicara)
Kegiatan ini diikuti kurang lebih 20 orang yang merupakan undangan perwakilan komunitas masing masing .Saya bersama Suhel dan Memet mewakili Skholatanpabatas. Selain kami ada pula perwakilan dari Makassar Berkebun( Tami dan Kak Syifa) , Rumah Ide Makassar (Dilla dan kak Cicy), PMKRI (Adolf dan Ince), Komunitas Perajut Makassar (Kak Sartika),Komunitas Sehati ( Bubu dan Abu), Kampung Dongeng (Pak Heru,Pak Yusran dan adik Lahardi) ,Rumah Hijau( kak Darmawan),Komunitas Beranda Baca (kak Sasliansyah), ada pula dari Komunitas Sekolah Pesisir dan masih banyak lagi peserta lainnya seperi Imran,Fahmi, Jupri,Toni, Korneless,Feny, Toni, Ibu bunga dan Ibu herli, Eva, dan Qia,
Diskusi Pertamadari Kak Retha Dungga dari Transparency Internasional Indonesia
Transparency Internasional Indonesia adalah lembaga non profityang bergerak dalam hal isu-isu korupsi. Sebagai pembuka kegiatan, semua pesertadiberi tugas untuk menggambar diatas kertas yang dibagikan mengenai gambaran diri, film favorit, gambaran anak Makassar dan juga pengalaman pribadi yang mendorong diri bergerak dalam komunitas yang digeluti.
Setelah menggambar,para peserta diarak keluar dari ruangan menuju halaman kantor Bakti untuk menceritakan apa yang sudah digambar peserta. Kami pun membentuk lingkaran kecil dan memperkenalkan diri masing masing. Setelah itu,peserta diinstruksikan menceritakan isi gambar yang sudah dibuat ke teman yang ada di samping peserta. Sayapun berpasangan dengan kak Diah dimana kak Diah merupakan pribadi yang ramah menyenangkan . Kak Diah menceritakan bahwa dirinya adalah pribadi yang suka damai, menyukai film horor, belum tahu gambaran anak Makassar sebab baru kali ini,beliau datang ke Makassar,dan beliau menggunakan fasilitas Internet untuk terjun dalam kegiatannya karena beliau percaya dengan internet bisa menciptakan perubahan .Setelah semua peserta mempresentasikan gambarnya,kami pun kembali ke dalam ruangan.
[caption id="attachment_221343" align="aligncenter" width="300" caption="Keramaian di halaman kantor Bakti"] [/caption]
[caption id="attachment_221345" align="aligncenter" width="300" caption="Tawa dan canda peserta saat mempresentasikan gambarnya"]
[/caption]
Setelah semua peserta sudah memasuki ruangan,pembicara pun mengajak peserta untuk berdiskusi mengenai karakter,hobi,tempat nongkrong,hal yang dianggap menyenangkan,hal yang dianggap mengganggu ,bagaimana kepekaan politik politiknya dan kepekaan sosialnya.
Berikut hal yang dipaparkan peserta:
- Karakter orang Makassar: solidaritas tinggi, tangguh,dan ada pula yang mengatakan kasar karena pengaruh dialek
- Tempat nongkrong anak muda Makassar yaitu karaoke, warkop,flyover,restoran cepat saji dan mall .
- Hobi anak Makassar yaitu bermain futsal,kumpul di cafe sembari menikmati internet, dan balap motor.
- Hal yang dianggap menyenangkan yaitu ketika bisa berkumpul dengan kawan-kawan melakukan hobby sesuai minat masing masing
- Hal yang dianggap mengganggu di Makassar yaitu banyaknya ruko ,kemacetan,adanya tukang parkir disepanjang jalan tanpa ada karcis , dan adanya pengamen kasar di pantai losari
[caption id="attachment_221366" align="aligncenter" width="614" caption="Pemaparan akan hasil apa yang ingin dicapai dalam diskusi kali ini"]
[/caption]
Dalam diskusi kali ini, permasalahan lain yang cukup mengundang perhatian yaitu mengenai banyaknya sampah sampah visual (Baliho) baik yang menyangkut pilkadamaupun iklan yang ada di sepanjang jalan kota Makassar.Menurut salah satu peserta,hal inilah kemudian yang membuat Makassar mendapat julukan kota ruko dan kota baliho.Seorang peserta lainnya mengatakan bahwa ini sangat berbeda dengan yang ada di salah satu daerah di Sulawesi Selatan yaitu Bantaeng dimana bupatinya melarang pemasangan baliho di kotanya.Hal inilah yang kemudian membuat Bantaeng menjadi daerah terbersih di daerah Sulsel.
[caption id="attachment_221346" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana diskusi pertama bersama Kak Retha Dungga dari Transparency Internasional Indonesia"]
[/caption]
Kemudian,Dilla pun menceritakan pengalamannya yaitu dia bersama kawan-kawannya mewakili Makassar dalam suatu lomba bertingkat Internasional dan saat pengumuman mereka mendapat juara satu.Namun saat diwawancarai wartawan, yang ditanyakan bukan perasaan mereka memenangkan kejuaraan tersebut tapi ditanyakan mengenai perasaannya menjadi nasib menjadi mahasiswa Makassar yang selalu dicap tukang demo dan anarkis.
Diskusi Keduadari Kak Lia Toriana dari Transparancy Internasional Indonesia
Sesi kali ini membahas mengenai pemahaman peserta mengenai fenomena korupsi dalam kehidupan sehari hari dan mengenai korupsi dalam konteks politik.Para peserta pun mulai menceritakan pengalamannya mengenai isu-isu korupsi di sekitarnya..Adayang menceritakan pengalamannya mendapat amplop saat pemilihan daerah ,menyogok petugassaat pembuatan KTP dan SIM ,dan ada yang memberi petugas ‘uang damai’ agak tak dijerat hukuman.
[caption id="attachment_221347" align="aligncenter" width="300" caption="Diskusi Kedua oleh Kak Lia Toriana dari Transparancy Internasional"]
[/caption]
Kak Lia pun meminta tanggapan dari peserta mengenai arti politisi bagi mereka.Dengan antusiasnya,para peserta politisi itu suatu seni seorang negarawan,amanah yang terabaikan,identik dengan uang,korupsi tender,cerdik.
Seorang peserta pun menceritakan suatu kejadian dimana suatu ketika dia berbincang dengan seorang politisi dan politisi tersebut mengatakan bahwa sebenarnya korupsi datang dari masyarakat itu sendiri dimana masyarakat memilih dia sebagai politisi kemudian mereka menyodorkan aneka macam proposal ke politisitersebut dengan asumsi politisi tersebut adalah orang yang mendapat gaji dari masyarakat ,toch uang itu akan kembali ke rakyat pula.
Menurut Kak Darmawan ,seorang individu di negara kita akan dihargai jika memenuhi salah satu dari dua syarat yaitu dia seorang pejabat ataukah dia seorang yang kaya.Hal inilah kemudian membuat orang –orang untuk mencari jalan menjadi pejabat dan menghalalkan segala cara mendapat uang semata mata agar dia bisa dihargai dan dipuji masyarakat.
Adapun pesan terakhir dari diskusi kedua kali ini yaitu kita harus mampu berani menolak segala hal yang berbau korupsi dan mampu mengatasi ketimpangan ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat.
Sebelum melangkah ke acara selanjutnya,para peserta rehat sejenak menikmati sajian yang disajikan selama 45 menit.
Setelahitu,lagi-lagi peserta diarak menuju ke halaman gedung Bakti .Namun kali ini kegiatannya berbeda dengan sebelumnya. Peraturan yang ditetapkan bahwa akan dilontarkan sebuah pertanyaan dimana pilihan jawabannya ada tiga yaitu setuju,netral ataupun tak setuju. Untuk yang menyatakan setujumengambil tempat di sebelah kiri,yang netral posisi di tengah dan yang tak setuju di posisi kanan. Kemudian pembicara melontarkan beberapa pertanyaan dan tampak peserta berlarian mengambil posisi yang mewakili jawaban mereka. Adapun pertanyaannya mengenai tanggapan apakah percaya dengan media dan sulitkah membuat media.
[caption id="attachment_221362" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana yang begitu ramai di halaman Gedung Bakti"]
[/caption]
Peserta kemudian kembali lagi menuju ruangan dan diputarkan 3 buah video termasuk video Ganggam style agar bisa menghibur peserta sekaligus memetik beberapa pesan yang terkandung dalam video tersebut
[caption id="attachment_221359" align="aligncenter" width="300" caption="Peserta menyaksikan 3 buah Video termasuk video Ganggam style"]
[/caption]
Diskusi ketiga dari Kak Yerry dan Kak Diah dari Engagemedia.Org
Para peserta mendiskusikan mengenai arti citizen journalism bagi mereka, media-media lokal yang ada di Makassar dan juga alasan masyarakat kurang menyukai konten yang disajikan media lokal .Namun yang cukup alot pembahasannya yaitu mengenai pemamfaatan video pada komunitas masing masing masing. Apakah para peserta sudah memamfaatkan video dalam memediakan komunitasnya atau tidak.Perwakilan dari Rumah Ide Makassar mengutarakan bahwa dia sudah menggunakanvideo untuk memediakan komunitasnya misalnya ketika berada di Palu dan Kendari dimana tak adanya bioskop-bioskop ternama di kota tersebut membuat cara ini efektif untuk menarik masyarakat. Selain itu salah satu perwakilan kampung dongeng, Pak Heru yang mengatakan bahwa beliau menggunakan youtube untuk memediakan komunitas kampung dongeng dimana dengan media tersebut yang murah dan gratis ,beliau bisa membagikan konten-konten yang positif.
[caption id="attachment_221360" align="aligncenter" width="300" caption="Diskusi Ketiga"]
[/caption]
Diakhir diskusi, para peserta diminta menuliskan di atas secarik kertas mengenai refleksi mereka setelah mengikuti kegiatan ini. Menutup diskusi tersebut,para peserta dibagikan sebuah buku, sekeping DVD mengenai korupsi, stiker dan sertifikat