Lihat ke Halaman Asli

Menikah dan Ekonomi

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Di jaman Rasulullah dan sahabat, anak muda biasanya menikah pada umur antara 15-17 tahun karena sudah dianggap sudah dewasa dan mampu secara ekonomi" kata ustad itu
"Mengapa bisa begitu, ustad" tanya santri itu
"Karena kebanyakan mereka adalah pedagang yang diwarisi dr orang tua mereka yg juga pedagang. Oleh krn itu anak2 muda sudah belajar untuk menjadi manusia bertanggung jawab (mandiri) sejak belia dan mendapatkan penghasilan pada saat umur yang masih muda (12-14 tahun). Ketika mereka mampu bertanggung jawab dan mandiri secara ekonomi maka tdk ada alasan mereka untuk mencari pasangan. Oleh krn itu, dimasa itu satu keluarga punya anak bisa lebih dari 10 anak atau lebih" kata ustad itu.
"Karena usia produktif lebih lama dari 15 sampai 35 tahun utk perempuan" kata santri itu
"Krn sebagai pedagang mereka tidak akan kesulitan mencukupi kebutuhan keluarga krn anak2 nya membantu saat belia" kata ustad itu
"Begitu ya" kata santri itu
"Tapi, sekarang beda. Anak2 muda.menikah pada umur rata2 23-27 tahun karena alasan mereka hrs menyelesaikan kuliah, dan kuliah sebagai syarat utk mendapatkan pekerjaan. Dan, pekerjaan sebagai "syarat" utk membentuk keluarga. Dan, dampak mereka punya anak antara 1-3 anak. Krn pada usia 30-an bagi perempuan pekerja adalah masa keemasan dlm meniti karier" kata ustad itu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline