Lihat ke Halaman Asli

Kesempurnaan

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Kehidupan tidak ada yang sempurna dan ketiadaan kesempurnaan hidup adalah kesempurnaan hidup itu sendiri" kata ustad itu
"Apa maksudnya ustad" kata santri itu
"Dengan menyadari ketidaksempurnaan hidup manusia berusaha mencari yang lebih dan lebih lagi, mencari yang terbaik dan terbaik lagi dan mencari sempurna dan sempurna lagi. Sampai akhir dunia manusia akan terus mencari kesempurnaan hidup dan dari situ manusia bisa maju dan modern" kata ustad itu
"Begitukah" kata santri itu
"Negara yang maju pertama dikenal Romawi/Yunani di Eropa, kemudian Persia belajar dari Romawi dan berhasil maju melebihi Romawi, dari Persia kemudian Islam belajar berbagai pengetahuan sehingga Islam menjadi negara besar. Kemudian Barat belajar dari Islam, dari Islam Barat menjadi negara maju dengan berbagai madzab ekonomi yang dikembangkan" kata ustad itu
"Madzab ekonomi?" kata santri
"Ya, mazhab skolastik dikembangkan mazhab merkantilis, mazhab merkantilis dikritik mazhab psiokrat, mazhab merkantilis dikembangkan kapitalis, mazhab di kritik oleh sosialis, sosialis dikritik kembali oleh neo kapitalis, neo kapitalis mendapat kritik dari mazhab ekonomi alternatif yang lain. Satu disempurnakan yang lain dan yang lain disempurnakan yang lain lagi. Begitu hidup, mencari dan mencari kesempurnaan" kata ustad itu
"Benar ustad" kata santri itu
"Kalau manusia sudah merasa sempurna maka dia mengingkari hakekat kesempurnaan itu sendiri, karena hakekat kesempurnaan hidup manusia dalam ketidaksempurnaanya" kata ustad itu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline