Lihat ke Halaman Asli

Harta, Tahta dan Wanita

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Harta, tahta dan wanita sebagai sarana manusia mendekatkan dirinya kepada Allah" kata ustad itu
"Bukankah itu untuk mendapatkan kebahagiaan" kata santri itu
"Itu hanya sebagai sarana mendapatkan kebahagian dan kebahagian manusia itu ketika dekat dengan Allah. Karena, kalau kita menghitung kebahagian manusia dari berapa banyak harta yang dimiliki, tingginya tahta/pangkat yang didapati dan cantiknya wanita yang dipunyai adalah nisbi/semu dan menipu" kata ustad itu
"Mengapa ustad" kata santri itu
"Karena bahagia karena harta, tahta dan wanita itu relatif. Kamu merasa bahagia kalau kamu melihat dan membandingkan dirimu dengan orang lain yang lebih miskin, tapi kamu merasa sedih karena kamu merasa kurang-kalau kamu melihat dan membandingkan dengan orang yg lebih kaya. Demikian juga dengan harta dan wanita, semua relatif. Kita tidak bisa mengharapkan kebahagian yang hakiki dari sesuatu yang relatif" kata ustad itu
"Begitu ustad" kata santri itu
"Hendaknya hal yang sunahnya relatif tersebut tidak bisa dimutlakkan oleh karena manusia tidak akan bahagia selamanya dengan harta, tahta dan wanita yg dimiliki. Karena harta, tahta dan wanita berfungsi untuk meingatkan kita bahwa ada yang lebih bisa membuat bahagia yaitu dekat dengan Allah-yg membuat harta, tahta dan wanita. Maka gunakan harta, tahta dan wanita untuk mendekatkan diri pada Allah ta'la" kata ustad itu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline