Suatu malam mak Eka Murti mendadak belajar sistem kebut semalam. Yang dibaca adalah buku pintar super tebel.
“Mak Eka, tumben baca buku tebel. Lagi belajar apaan mak? ” Susanto Widjaja kumat keponya.
“Ih, mau tahu aja apa mau tahu banget lo?”
“Hehehe… mau tempe hangat, mak.” jawab Susan sekenanya sambil ngelirik buku yang dipelajari mak Eka.
“Eit, Bapak-bapak gak boleh lihat sembarangan ya. Ini buku rahasia.”
“Rahasia apaan sih mak? Bikin penasaran aje. ” Susanto Widjaja makin kalap pengin tahunya. Tapi mak Eka makin kuat mempertahankan diri, ditutupnya buku yang sedang dibaca dengan hijabnya yang panjang.
“Susan, awas ya. Jangan kurang ajar!!!.”
“Mak Eka, lihat noh di atas ada cecek.” mak Eka Murti pun melihat ke atas, gak sadar dikibulin Susan. Dan..selagi dia mendongak ke atas, secepat kilat Susanto Widjaja merebut buku yang sedang dibacanya.
“Horeee aku dapatt.. aku dapatt…. ” Susan kegirangan seperti Nobita yang berhasil merampas mainan Doraemon. Mak Eka kaget dan terjadilah kejar-kejaran antaran emak dan bapak.
“Hahaha… mak Eka ternyata lagi menghapal nama-nama ikan, nama-nama suku, nama-nama lagu daerah….wkwkwkwkwk ”
“Ketahuan ya, pengen dapet hadiah sepeda dari pak Presiden. Pantesan sepeda lamanya ditawar-tawarin ke eike…hahaha” Susanto pun puas dengan kemenangannya, lalu kabur lewat pintu belakang, meninggalkan mak Eka yang menahan gondok.