Lihat ke Halaman Asli

Bergabungnya PAN, Lawan yang Menjadi Kawan

Diperbarui: 3 September 2015   16:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bergabungnya PAN dibawah kepemimpinan Zulkifli Hasan dengan koalisi Pemerintah semakin membenarkan bahwa tak ada kawan dan lawan abadi dalam politik. Apa yang digagas oleh KMP untuk menjadikan koalisi yang solid gagal dipertahankan dalam masa yang belum genap 1 tahun. Kesolidan dalam sebuah koalisi selalu terkait dengan keuntungan. Ketika bertahan dalam koalisi yang cenderung stagnan dan lebih banyak bersikap menyerang kubu pemerintah, ada semacam kegelisahan di sebagian tubuh PAN bahwa ia harus mengevaluasi ulang posisinya. Maka meskipun sudah berkawan kurang lebih 10 bulan sebagai koalisi oposisi akhirnya runtuh juga pertahanan PAN, meskipun bisa jadi keputusannya berseberangan dengan Amin Rais yang menjadi Majelis Pertimbangan PAN. Begitulah Politik, kawan bisa menjadi lawan dan lawan bisa menjadi kawan. 

Apakah bergabungnya ke PAN akan semakin memperkuat posisi pemerintah? Tentu saja secara politis ya, karena jumlah DPR koalisi pemerintah ( KIH ) setelah masuknya PAN akan semakin kuat karena melebihi jumlah DPR dari KMP. Namun jika pertimbangan PAN hanyalah ingin mendapat jatah kursi menteri saja tentu koalisi semacam ini menjadi rapuh dan tak ada bedanya dengan koalisi di KMP. Sah-sah saja niat koalisi menjadikan kadernya mendapat jatah menteri, namun hendaknya itu tidak dijadikan tujuan. Karena tujuan yang lebih utama adalah ikut membatu memberikan solusi agar pemerintah bisa mengatasi problem-problem bangsa ini. Jabatan hanyalah dampak dan tak lebih sebagai sebuah alat atau jalan dari sebuah cita-cita besar.

Kita akan melihat ke depan, ketulusan PAN bergabung dengan pemerintah untuk memperbaiki negara ini akan bisa dilihat dari sepak terjangnya semenjak bergabung. Dan apakah ini juga akan diikuti oleh sikap pak Amin Rais sebagai sesepuh PAN dengan berkurangnya sikap beliau yang lebih banyak memberikan penilaian miring dan kadang 'provokatif' di media? Kita tunggu saja yang akan lewat berikut ini.

#Jakarta, 3 September 2015.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline