Lihat ke Halaman Asli

Engak Pernah Jualan. Kok Laku?

Diperbarui: 14 Agustus 2018   05:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.shutterstock.com

Sejak awal sekali menjalankan bisnis, permasalahan utama yang saya hadapi ialah bagaimana cara menjual? Ke mana saya harus berjualan?

Sebelumnya saya adalah mantan staff IT di salah satu bank BUMN. Sejak memutuskan resign pada akhir tahun 2016, saya ingin meraih kebebasan waktu dan financial yang tidak saya dapatkan sewaktu bekerja. Saya pun beranikan diri berwirausaha yang bidangnya tidak jauh jauh dari keahlian IT, mulai dari mengerjakan instalasi jaringan, pabx dan cctv.

Saya sama sekali tak punya skill berjualan. Mencoba keliling membawa brosur dan menawarkan ke berbagai tempat seperti minimarket, kantor, gudang, dll. Pengalaman saya hanya berhasil tembus sampai security atau petugas frontliner. Hasilnya? 0.

Sulit sekali. Saya tak pernah bisa bertemu dengan orang yang punya andil mengambil keputusan di tempat tempat yg saya tawarkan. Permasalahan lainnya saya tak punya koneksi dengan orang orang penting ini.

saya pun memutar otak mencari cara. Berbagai macam buku bacaan dan media saya pelajari. Salah satunya melalui grup whatsapp blog strategimanajemen.net yang diasuh pak Yodhia Antariksa. Setiap minggu beliau rutin sharing ilmu ilmu yang maknyus, mulai dari manajemen, marketing, sales, dll. Banyak hal bermanfaat yang saya rasakan dan bisa diterapkan dalam menjalankan bisnis.

Pada akhirnya saya mendapat satu kesimpulan dari buku bacaan saya mengenai selling bahwa pada dasarnya manusia itu senang berbelanja dan membeli tapi tidak ingin atau tidak senang di juali.

Itulah kata kunci yang akhirnya membawa saya untuk merubah pola pikir dalam berjualan. Dari situ pemikiran saya berkembang untuk menemukan cara menawarkan produk / jasa tapi tidak dengan cara to the point berjualan.

Ya saya telah menemukan "koentji" nya, salah satu kata yang sering digunakan oleh Pak Yodhia dalam tulisannya. Saya harus mencari cara agar orang orang mau memperhatikan produk jasa yang saya tawarkan. Saya pun mengemasnya dalam produk jasa yang berbeda dengan kompetitor, desain brosur yang menarik, kalimat iklan yang memancing orang untuk mengunjungi website saya dan akhirnya menghubungi saya baik melalui telpon maupun whatsapp.

Sekarang orang orang tau bagaimana cara menemukan saya jika mereka membutuhkan produk jasa saya. Bukan lagi saya yang mencari dan menawarkan. Tugas saya selanjutnya tinggal mengeksekusi setiap kontak yang masuk sampai deal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline