Lihat ke Halaman Asli

Heri Bertus A Toupa

Bijak dalam Berpikir dan Sopan dalam Perkataan

Liku-liku dengan Rentenir yang Penuh dengan Luka-luka

Diperbarui: 2 November 2021   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi meminjam uang atau berutang. Sumber: Thinkstockphotos via Kompas.com

Siapa yang tidak pernah mempunyai hutang/debt dalam hidup ini? Saya rasa kita semuanya pernah mengalami namanya berhutang, entah itu nominalnya kecil atau besar, tapi kalau namanya hutang pasti harus tetap dibayar. 

Berhutang bukan cuma uang saja, tetapi kita juga mempunyai hutang kepada siapa saja dalam bentuk yang nyata dan tidak nyata sejauh itu kita merasa harus membalasnya atau mengembalikannya suatu saat.

Hidup dalam suatu keluarga, lingkungan dan masyarakat, pasti kita hidup saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Kita tidak bisa hidup tanpa bantuan orang yang berada di sekitar kita, sehingga kita saling membutuhkan dalam setiap hal yang berbeda. 

Ilustrasinya begini, ketika orang berbuat baik kepada kita atau pernah menolong kita dalam bentuk apapun, pasti kita merasa berhutang budi kepadanya dan selalu mengingat kebaikan mereka, sehingga muncul suatu keinginan untuk membalas budi baik mereka. 

Tentunya, selama masih berhutang pastinya pikiran selalu tidak enak, tidur tidak nyenyak, selalu gelisah & kurang nafsu makan. Begitu ada yang mengetuk pintu rumah, hati selalu tidak tenang, jangan-jangan yang datang adalah debt collector (penagih), padahal tetangga sebelah rumah yang lagi mau beri makanan...hehehe.

Pasti tidak enaklah, ketika rumah kita didatangi oleh para penagih yang berbadan besar, bertato di lengan & badan, berambut gondrong keriting atau cepak mirip anggota militer, wajah yang sangar dan menyeramkan, datang tak diundang dan pulang tak diantar. 

Ketika kita mengalami situasi seperti ini, so pasti kita punya mental langsung jatuh, takut, gemetar dan mungkin kencing di celana langsung. Mau lari atau pura - pura tidak membuka pintu, tapi debt collectornya lewat belakang rumah atau nungguin di ujung lorong begitu pulang dari tempat kerja.

Mau pura-pura sakit juga, tapi takutnya nanti sakit betulan, mau lari lewat belakang rumah tapi rumah sudah terkepung segala penjuru. Akhirnya kita pasrah dan memohon belas kasihan sambil berlutut berharap penagih bisa memberikan keringanan beberapa hari lagi. 

Setelah bernegosiasi dengan debt collectornya sambil bersumpah untuk membayarnya, akhirnya mereka pulang sambil membawa suatu barang atau surat yang berharga sebagai jaminan untuk melunasi hutang segera.

Pada dasarnya, berhutang itu adalah suatu tindakan yang di ambil ketika sudah tak ada cara lain untuk mendapatkan dana dalam sekejap. Akan tetapi, setiap individu yang berhutang, pasti mempunyai tujuan yang berbeda-beda dalam meminjam uang, entah itu tujuannya yang baik (produktif) atau tidak baik (konsumtif, pamer dan ikut arus pergaulan) yang mana bisa mengakibatkan kebangkrutan, depresi dan bunuh diri sebagai jalan keluarnya untuk mengakhiri segala beban hutang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline