Lihat ke Halaman Asli

Heri Bertus A Toupa

Bijak dalam Berpikir dan Sopan dalam Perkataan

Makan Durian Musang King di Barbecue

Diperbarui: 10 April 2021   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi Durian musang king. (sumber: Shutterstock via kompas.com)

Dalam menyambut Spring Season di tahun 2021 di negeri kincir angin (The Netherlands), kami mengadakan acara barbecue bersama dalam komunitas kami (Den Burcht Rijswijk) sebagai aktivitas setelah bekerja dan belajar untuk mengusir rasa jenuh di tengah masa pandemic ini. 

Seperti biasanya dari tahun ke tahun, kami melakukan bbq (singkatan dari barbecue) begitu ada matahari yang terang dan temperatur udara yang lumayan panas sekitar 23 derajat celsius, kami memanfaatkan moment tersebut sebagai rasa syukur untuk bisa keluar menikmati udara dan hawa yang panas.

Ini mengingatkan kami semuanya adalah orang Indonesia datang dari berbagai daerah yang merantau ke luar negeri untuk melanjutkan study dan bekerja rindu akan cahaya matahari. 

Di negara kita Indonesia, sangat berlimpahlah cahaya matahari setiap harinya, bahkan saking panasnya harus memakai payung atau cream/handbody (lotion) ketika keluar dari rumah atau memasang AC (Air Conditioner) dalam kamar karena tak bisa tidur akibat panasnya terik matahari. 

Bahkan saking lamanya matahari terbit di musim panas dapat mengakibatkan sulitnya mendapat air ketika musim kemarau yang berkepanjangan.

Oleh karena itu, ketika ada matahari yang bersinar  di musim semi, hati kami seakan senang dan siap menyambut musim panas dengan antusiasnya. Ini bagaikan kami menemukan durian yang jatuh dari pohonnya, walaupun itu durian orang (berharap kali!!!)

Di negara Eropa, seperti Belanda, menikmati cuaca yang cerah dan panas, serta bisa berjemur di bawah sinar matahari adalah moment yang sangat dinantikan oleh setiap orang. 

Ibarat sebuah anak menantikan sebuah kado pada  ulang tahunnya, begitu juga dengan menantikan musim panas bagaikan menantikan suatu hadiah dari Tuhan dan alam ini untuk menikmati sinar matahari sepuasnya. Memang musim dingin bisa membuat orang menjadi depressed, bahkan kadang-kadang ada yang ada bunuh diri akibat tidak bisa menahan rasa kesendiriannya di tengah rasa dingin. 

Tidak mengherankan, ketika orang bertanya kabar di sini, cuacalah yang menjadi bahan pembicaraan paling pertama untuk memulai suatu percakapan. 


Ini dilakukan sebagai rasa syukur dan senang ketika matahari bersinar sepanjang hari. Sebaliknya, ketika cuaca tidak bersahabat (mendung, hujan , berangin dan dingin) akan menjadikan pembicaraan tidak bersemangat dan rasa mood tidak ada lagi untuk melanjutkan pembicaraan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline