Lihat ke Halaman Asli

Juara Korupsi

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

menu hari ini, terang bulan terang di kali, buaya nimbul disangka mati.

betapa indahnya janji ditambah senyum napsu duniawi, betapa pedihnya luka akibat penyiksaan, di langit rembulan bersinar tanpa emosi, tak ada lagi sensasi cerita petai hampa, padamu kekasih para dewa, kemana cinta dibuang percuma?

dengan kertas kado bermotif bunga dalam cahaya warna bianglala, malam membungkus sepi, lalu siapa yang masih ingat dongeng sama rata sama rasa, jika bangsamu kenyang disiksa, sampai dimana kemarahanmu?

musim bercinta lewat sudah, mari kita menghitung korban, jangan hanya bicara soal citra halus penebus dosa, sayangilah apa yang ada, jangan takut melampaui batasnya kesabaran, kerna keadilan bukan jatuh dari langit. kuatkan batin melawan rayuan gombal, kekuasaan hanya mencetak pejabat laknat, penguasa memanipulasi rakyat, pemilu sebagai alat menipu, korupsi dilindungi politisi. siapa yang masih percaya pada buaya?

terang bulan

terang di kali

negeri hayalan

juara korupsi

Amsterdam, 21/11/2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline