Lihat ke Halaman Asli

Dipinochetkan?

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

panggung perpolitikan kita ternyata sebuah pertunjukan sensasi politik yang wangi intrik. politisi berkomplot merancang sandiwara mencekam, penonton tersihir berita sexy di tivi, perang urat syaraf dimulai sejak sebuah komentar dan pengadilan digelar, hati siapa yang bergetar?

taring macan senyum rembulan

sembunyi di balik data intelejen

siapa yang berani dipinochetkan?

sedangkan kontrol pemikiran dari para datuk dunia hitam tetap jalan, politik dan uang bergandengan tangan. diam diam ada 2 macam "uang" beredar di pasaran, persaingan para pemain "uang lama" dan "uang baru" semakin tajam, kerna di masa depan tak ada lagi yang namanya baru, semuanya adalah pengulangan dari cerita kejam: kemanusiaan yang dimanipulasikan.

panggung perpolitikan selalu sesak dikunjungi oleh orang yang mempunya kepentingan berkuasa, di sana mereka pidato sampai mulutnya berbusa, bahwa demokrasi itu hanya hayalan orang yang melupakan kesaktian pengaruhnya uang, kerna uanglah yang mengatur demokrasi, siapa yang tidak punya uang tak bisa ikut berdemokrasi.

oya?!

ya sudahlah, jangan sedih, tulislah sajak.

Amsterdam, 6 Oktober 2010




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline