Lihat ke Halaman Asli

Heri Hermawan

Reseacher Publik | Pegiat Literasi Tangerang | The Young Entrepenuer

Perjalanan Ke Dalam Diri

Diperbarui: 3 Mei 2024   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sumber gambar : Heri Hermawan"

Menderitalah, rusaklah reputastimu. sampai pada titik, dimana tidak ada lagi jurang pemisah antara kau dan Dia.

Tulisan ini saya buat untuk sebagai bahan refeleksi diri, terutama di peruntukan untuk seseorang yang sedang melakukan perjalanan kedalam diri atau yang sedang mengalami spritual awakening.

Gagasan tentang proses penyembuhan diri dan pencarian kebenaran yang mendalam. Dalam konteks filsafat, ini dapat diinterpretasikan sebagai usaha untuk menyatukan diri dengan kebenaran absolut atau kesadaran kosmis

Dalam perspektif sufi, itu bisa berarti perjalanan menuju kesatuan dengan Tuhan atau pencarian hakikat yang mendalam dalam spiritualitas. Ini menekankan pentingnya menjalani perjalanan interior untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan hakikat eksistensi.

"Menderitalah, rusaklah reputastimu"

mengisyaratkan perlunya melepaskan diri dari keterikatan dan pola pikir yang mungkin membatasi pertumbuhan spiritual. Ini sering kali melibatkan menghadapi kelemahan dan ketidaksempurnaan dalam diri sendiri, karena melalui pengalaman tersebut kita dapat belajar, tumbuh, dan semakin menyadari esensi diri.

"Sampai pada titik, dimana tidak ada lagi jurang pemisah antara kau dan Dia" 

Merujuk pada pencapaian kesatuan atau penyatuan dengan kebenaran mutlak atau Tuhan. Ini merupakan tahap puncak dari perjalanan spiritual, di mana individu telah melewati batas-batas ego dan diri sendiri, dan kini merasakan kesatuan dengan segala yang ada di alam semesta.

Dalam perspektif filsafat, tulisan ini mencerminkan konsep perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan realitas. Dengan menghadapi kelemahan dan keterbatasan kita, kita dapat memperluas batas-batas diri dan mencapai pemahaman yang lebih luas tentang hakikat eksistensi.

Dari sudut pandang sufi, tulisan tersebut menyoroti pentingnya perjalanan batin yang mendalam menuju kesatuan dengan Tuhan atau hakikat yang lebih tinggi. Proses ini seringkali disebut sebagai "tasawuf" atau mistisisme Islam, di mana pencarian akan hakikat Tuhan merupakan tujuan utama dari kehidupan spiritual seseorang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline