Lihat ke Halaman Asli

Dr. Herie Purwanto

TERVERIFIKASI

PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Pewangi di Meja Kecil Masjid KPK

Diperbarui: 4 April 2023   07:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Dokumen Pribadi

Bila sempat masuk ke Masjid KPK, yang letaknya disalah satu lantai Gedung Merah Putih, Jalan Kuningan Persada, akan nampak meja mungil di dekat pintu masuk. Di atas meja tersebut ada sebuah rak kecil yang berisi beberapa botol parfum pewangi. Saya tidak mengetahui siapa yang biasa menaruh botol pewangi baru, atau yang refill. 

Yang jelas, botol-botol yang bisa menyemprotkan atau bisa dioles pada baju tersebut memberi manfaat bagi jamaah yang ingin "solat" dalam kondisi menebar bahu harum pada baju yang ia kenakan. Setidaknya, niatnya adalah menjalankan sunnah nabi dengan berpakaian yang bagus dan wangi.

Siapun orang yang suka menaruh, me re-fill parfum tersebut, tentulah berniat untuk "bersedekah". Sehingga ketika mungkin dalam satu hari botol parfum yang ia taruh pagi hari, kemudian saat masuk waktu solat asar atau magrib sudah habis, ia akan bersyukur. Ia akan senang, "usaha" untuk menjadikan orang lain wangi dalam beribadah bisa banyak dimanfaatkan orang. Sebaliknya, tentu ia akan sangat sedih bila misal, berhari-hari atau berminggu-minggu botol masih utuh.

Foto Dokumen Pribadi

Saya percaya, orang-orang yang suka menyisihkan rejekinya kemudian membeli botol-botol parfum pewangi tersebut harapannya selalu begitu, ia taruh hari itu, hari itu juga bisa habis dan ia akan menaruh lagi keesokan harinya. Buktinya, rak kecil pewangi tersebut selalu saja tersedia dan berganti aroma wanginya. Merek-nyapun berganti termasuk bentuk dan ukuran botolnya.

Sebuah entry kepada sebuah hikmah, sekecil apapun perbuatan akan menorehkan kebaikan. Bukan hanya diri sendiri yang merasakan dalam bentuk kepuasan dan keinginan untuk terus berbuat dan meningkatkannya, tapi juga bisa memberikan inspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Saya percaya, pasti ada jamaah yang tidak melakukan hal tersebut di masjid Al-Iklas KPK, namun melakukan di masjid tempat tinggalnya atau masjid lain. Sepertinya, menjadi efek domino dalam menebar kebaikan.

Acapkali, perbuatan baik yang kita lakukan, bercermin dari apa yang ada dan terjadi di sekitar kita. Tentu sangat membahagiakan ketika kita-lah yang menjadi pioner kebaikan tersebut, yang akhirnya ditiru atau dilakukan dan diikuti oleh orang lain. Betapa ini menjadi syiar kebaikan, mengajak kebaikan dan akhirnya menyemai kebiasaan untuk tidak apatis diri memberikan manfaat dan kegunaan bagi orang-orang sekitar.

Bau yang segar dan harus saat beribadah, di samping menjalankan anjuran dari Nabi, namun juga menjadi sarana penetral atas bau-bau yang tidak nyaman, yang melekat atau ditimbulkan pada baju yang kita kenakan setelah setengah hari atau seharian beraktifitas. Tentu saja, wangi-wangian ini tidak asal yang wangi, harus sesuai tuntutan agama. 

Dikutip dari liputan6.com, Rasululloh SAW menyukai wewangian aroma amber dan musk. Rosul tidak suka pergi keluar tanpa memakai sedikitpun parfum. Jika beliau dihadiakan parfum kepadanya, beliau tidak menolaknya.

Akan menjadi sebuah kebiasaan dan tradisi yang baik, ketika pada pintu-pintu masjid atau disudut lainnya di musola atau masjid, tersedia parfum-parfum dan jamaahnya dengan penuh keiklasan tanpa ada yang memberikan ajakan apalagi perintah menggantinya secara bergiliran, tanpa harus ada orang yang mengetahuinya. Memberi dengan tangan kiri, sampai tangan kananpun tidak mengetahuinya.

Semoga akan menjadi ibroh kita semua.

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline