Jangan Biarkan Pak Kapolri Berjalan Sendiri (Auto Pilot dan Out Of The Box)
Foto : Dokumen Pribadi
Dalam referensi Energi Kepemimpinan, ada hal mendasar yang perlu untuk dipahami, yaitu terkait dengan tata kelola organisasi dengan mengerahkan inovasi yang bisa membawa pada perubahan. Pemimpin yang berada dalam paradigma ini, mempunyai mimpi yang akan dirasionalkan. Ia memilih tidak menjadi Pemimpin bila tidak melakukan perubahan. Kontruksi atau bangunan paradigma Pemimpin yang demikian, siap untuk melakukan "sesuatu" yang berbeda, out of the box.
Pada sisi lain, tujuan dan harapan Pemimpin yang seperti itu adalah bagaimana ia bersikap pada anak buahnya. Melepas mereka untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, tanpa diikat oleh "konvensi" atau "dibebani" oleh hal-hal yang bertentang dengan nilai-nilai tata kelola organisasi yang baik.
Dalam konteks "abuse of power" air tidak dituntut menyalahi kodrat-nya, yaitu mengalir dari atar ke bawah. Pemimpin yang seperti ini sangat menjauhi dan pamali "air mengalir dari bawah ke atas", dengan segala cara.
Bila sudah demikian, organisasi akan bisa berjalan dengan baik, bahkan bisa auto pilot. Anak buah akan mendukung apa yang menjadi kebijakan Pimpinannya, sebagai ujud engegement pada organisasi. Hasilnya? Produktivitas kinerja akan maksimal dan membuahkan capaian sasaran atau target.
Kembali pada out of the box, menjadi sebuah pilihan. Bukan sebagai keterpaksaan. Artinya, ketika Pemimpin menghadapi adanya "kebiasaan-kebiasaan" yang sudah turun temurun, berani ia melawan arus, berbeda warna, dalam konsepsi kebenaran.
Tidak mudah untuk membedakan mana kebiasaan yang sebenarnya normative, mana yang "masuk dalam cluster abuse of power." Untuk tidak tahu mana yang benar dari sebuah kebiasaan, adalah sebuah kemustahilan, sebab hakikatnya para Pemimpin sudah dibekali hal-hal yang mendasar terkait POB, hingga regulasi yang jelas.
Momentum Pak kapolri untuk menghadirkan kembali trust masyarakat, menjadi sebuah harapan yang tidak sulit untuk diwujudkan, manakala seluruh unsur pimpinan selaras, sebangun, simetris dan seias-sekata, bahwa bangunan trust masyarakat tersebut kuncinya adalah kembalinya jati diri Polri, sebagai pelindung, pengayom dan pelayan.
Bila ketiga klu atau kata kunci ini dijabarkan, maka yang ada merupakan pointer-pointer yang positif, tidak ada pointer yang negatif. Bahasa lainnya, sebagai pelindung, pengayom dan pelayan, tentu akan jauh dari sifat "menyakiti, menyinggung, merampas hak dstnya" yang sejenis sebagaimana disebut tataran pointer yang negatif tadi.
Organisasi yang auto pilot dan pemikiran, tindakan seorang Pemimpin yang out of the box menjadi satu frame atau satu bingkai yang saling mengait. Keduanya seperti sebuah sub sistem yang ada dalam sebuah sistem, saling mempengerahui dan saling ketergantungan.