Media sebagai ujung tombak sumber informasi kredibel bagi masyarakat, memiliki peran penting untuk memperkuat posisi industri sawit Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Liu et al. (2020) dalam jurnal Environmental Science & Policy menekankan pentingnya peran media dalam membentuk opini publik mengenai keberlanjutan. Media berfungsi ganda: di satu sisi mengkritisi dampak negatif sawit, seperti deforestasi dan emisi karbon dari lahan gambut, sementara di sisi lain menyoroti potensi ekonomi sawit melalui sertifikasi dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Narasi ini memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan dan pola konsumsi masyarakat. Oleh karena itu, promosi konsep "Sawit Baik" perlu digencarkan lebih lanjut agar citra positif sawit sebagai komoditas berkelanjutan dapat diterima secara luas. Laporan Tahunan BPDPKS Tahun 2023 mencatat pencapaian signifikan dalam program promosi dan kemitraan, dengan melibatkan 15 inisiatif internal dan 50 usulan eksternal. Capaian ini disertai peningkatan persepsi positif publik yang mencapai 75,93%, melampaui target awal 65%, berkat pemberitaan di media cetak dan online hingga Desember 2023. Hasil ini mencerminkan keberhasilan strategi komunikasi BPDPKS dalam memperbaiki citra industri sawit, yang sering disorot terkait isu keberlanjutan.
Sebagai bagian dari strategi keberlanjutan, BPDPKS menjadikan riset sebagai ujung tombak. Hal ini terbukti Pada tahun 2023, program penelitian melampaui target dengan merealisasikan sebanyak 112 riset. Komitmen BPDPKS pada iklim riset sawit telah dimulai sejak lama. Terlacak sejak 2015, BPDPKS telah memfasilitasi 329 kontrak kerja sama dengan 88 lembaga litbang, melibatkan 1.202 peneliti dan 383 mahasiswa. Hasil riset ini menghasilkan 243 publikasi ilmiah, 50 paten, dan 7 buku, mendukung pengembangan industri sawit yang terintegrasi dan berkelanjutan sesuai amanat Perpres No. 61 Tahun 2015. Keberhasilan Indonesia dalam riset sawit, melalui BPDPKS, dapat menjadi pijakan untuk memperluas dampak ke tingkat regional, khususnya di Regional ASEAN. Kawasan ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam produktivitas riset, meskipun terdapat variasi fokus di antara negara anggota. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sukoco dkk. (2023) Fokus riset ASEAN umumnya berkisar pada bidang Engineering & Technology serta Life Sciences & Medicine, yang berperan penting dalam inovasi dan pengembangan ekonomi. ASEAN harus menjadi pusat riset sawit dunia. dengan adanya kolaborasi riset sawit di tingkat ASEAN maka kita punya kekuatan dan posisi tawar yang kuat di tingkat global.
Melalui sinergi antara riset dan promosi yang konsisten, Indonesia melalui BPDPKS dapat memperkuat posisi industri sawit Indonesia sebagai motor penggerak ekonomi sekaligus pelopor kolaborasi riset keberlanjutan di regional ASEAN. Dengan strategi berkelanjutan dan komitmen terhadap inovasi, industri sawit di ASEAN berpeluang tidak hanya memperkuat ekonomi setiap negara anggota tetapi juga menjadi pemimpin global dalam ekosistem bisnis sawit yang ramah lingkungan dan inklusif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H