Di antara perkara yang sangat menakjubkan dan sekaligus sebagai tanda yang sangat besar atas kekuasaan Allah ta'ala adalah enam landasan yang telah Dia terangkan dengan sangat gamblang, sehingga mudah dipahami oleh orang-orang awan sekalipun. Namun, seiring dengan berlalunya waktu, telah terjadi penyimpangan dan penyelewengan yang dilakukan oleh orang-orang cerdas dan berakal dari kalangan Bani Adam dan sedikit sekali yang selamat dari mereka. Untuk itu, mari kita pahami landasan dalam beragama berikut ini:
Landasan pertama
Mengikhlaskan (memurnikan) ibadah hanya untuk Allah ta'ala, tiada sekutu bagi-Nya, yang lawannya adalah syirik. Banyak ayat-ayat al Quran yang menjelaskan landasan tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami oleh orang awam yang paling bodoh sekalipun. Kemudian seiring berjalannya waktu, tatkala terjadi perubahan pada mayoritas masyarakat, serta menampakkan kepada mereka keikhlasan dalam bentuk penghinaan kepada orang-orang saleh dan merendahkan hak-hak mereka serta menampakkan kesyirikan kepada Allah ta'ala dalam bentuk kecintaan kepada orang-orang saleh dan pengikut mereka.
Landasan kedua
Allah ta'ala memerintahkan kita bersatu dalam menjalankan agama-Nya dan melarang bercerai-berai. Allah ta'ala telah menjelaskan masalah tersebut dengan gamblang sehingga bisa dipahami oleh orang awam sekalipun. Dia melarang kita mengikuti orang-orang sebelum kita, yang bercerai-berai dan berselisih sehingga mereka binasa. Hal tersebut juga dijelaskan dalam as Sunnah. Namun dikemudian hari, bercerai-berai dalam pokok-pokok agama dan cabang-cabangnya dianggap sebagai ilmu dan pengetahuan agama, sedangkan bersatu dalam menjalankan agama malah dianggap sebagai sesuatu yan hanya pantas dilontarkan oleh orang-orang zindik atau gila.
Landasan ketiga
Sesungguhnya untuk lebih menyempurnakan landasan kedua, yaitu bersatu dalam menjalankan agama, diperlukan sikap mau mendengar dan taat kepada para pemegang pemerintahan, walaupun dia seorang budak Habsyi. Allah ta'ala telah menjelaskan hal ini dengan penjelasan yang indah, lengkap dan sempurna, baik dari sisi syariat maupun qadari. Kemudian perkara ini berubah menjadi satu hal yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang yang mengaku berilmu. Oleh karena itu, bagaimana mereka bisa mengamalkannya?
Landasan keempat
Landasan keempat ini berisi penjelasan tentang ilmu dan ulama, fikih dan ahli fikih serta orang yang berlagak seperti mereka, namun tidak termasuk golongan mereka. Allah ta'ala telah menjelaskan landasan ini dalam awal surat al Baqarah dalam firman-Nya.
Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk). (QS. al Baqarah [2] ayat 40)
Sampai firman-Nya