Lihat ke Halaman Asli

Heri MuhammadImron

Mahasiswa MPI Pasca UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Filosofi Pendidikan Bukan Filosofi Kopi: Mengarahkan Pendidikan menuju Kualitas dan Keadilan

Diperbarui: 20 Mei 2024   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan memegang peranan sentral dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, landasan filosofi, orientasi pengawasan, dan evaluasi pendidikan menjadi elemen fundamental dalam memastikan tercapainya tujuan pendidikan yang berkualitas dan merata untuk seluruh masyarakat. 

Filosofi pendidikan di Indonesia berakar pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan harus mencerminkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila, seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Filosofi ini menekankan pentingnya pendekatan holistik yang mencakup aspek kognitif, moral, dan keterampilan hidup peserta didik.

Prof. Dr. Arief Rahman, seorang pakar pendidikan, menjelaskan, "Filosofi pendidikan kita harus mampu membentuk generasi yang berintegritas, berkompeten, dan siap berkontribusi bagi bangsa. Ini adalah landasan yang harus menjadi dasar dalam setiap kebijakan dan praktik pendidikan."

Dengan itu, Pengawasan pendidikan berfungsi sebagai mekanisme untuk memastikan bahwa pelaksanaan pendidikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Orientasi pengawasan pendidikan di Indonesia mencakup beberapa aspek kunci:

  1. Kualitas Pengajaran: Memastikan bahwa metode pengajaran dan materi yang disampaikan sesuai dengan standar kurikulum nasional dan internasional.
  2. Kompetensi Guru: Menilai dan meningkatkan kompetensi pendidik melalui program pelatihan dan sertifikasi.
  3. Fasilitas dan Infrastruktur: Memastikan bahwa fasilitas pendidikan, seperti gedung sekolah, laboratorium, dan perpustakaan, memadai dan mendukung proses belajar mengajar.
  4. Akses dan Kesetaraan: Memastikan bahwa semua anak, tanpa memandang latar belakang sosial dan ekonomi, memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas.

Dr. Rahmat Hidayat, Kepala Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan, menyatakan, "Pengawasan pendidikan harus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan. Ini bukan hanya tentang mengidentifikasi masalah, tetapi juga tentang mencari solusi yang efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan."

tak hanya itu, Evaluasi pendidikan adalah proses sistematis untuk menilai efektivitas dan efisiensi sistem pendidikan. Evaluasi ini mencakup berbagai aspek, termasuk:

  1. Hasil Belajar Siswa: Mengukur pencapaian akademik siswa melalui ujian nasional dan tes standar lainnya.
  2. Proses Pembelajaran: Menilai kualitas proses pembelajaran di kelas, termasuk interaksi antara guru dan siswa.
  3. Manajemen Sekolah: Menilai efektivitas manajemen sekolah dalam mendukung lingkungan belajar yang kondusif.
  4. Pengembangan Kurikulum: Meninjau dan memperbarui kurikulum agar tetap relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, menekankan pentingnya evaluasi berkelanjutan. "Evaluasi pendidikan bukan hanya tentang mengukur hasil akhir, tetapi juga memahami proses dan mencari cara untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan. Kami berkomitmen untuk menerapkan sistem evaluasi yang transparan dan akuntabel," ujarnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline